EKBIS.CO, JAKARTA -- Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) kurun waktu Januari-November 2019 tercatat tembus 14,9 juta kunjungan. Angka kunjungan itu mengalami kenaikan 3,55 persen dari periode sama tahun lalu sebesar 14,4 juta kunjungan.
Melihat capaian itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kunjungan wisman sepanjang 2019 bisa mencapai angka 16 juta orang.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, angka kunjungan khusus bulan November 2019 sebanyak 1,29 juta kunjungan atau naik 11,5 persen dibanding November 2018. Selama kurun waktu Januari-November 2019, rata-rata kunjungan wisman bulanan memang mengalami kenaikan dibanding tahun 2018.
Adapun angka kunjungan bulan Desember 2019 masih dalam penghitungan BPS. Namun, sebagai gambaran, pada Desember 2018 lalu, angka kunjungan tercatat sebanyak 1,4 juta orang.
Jumlah itu terus mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir di bulan Desember. "Kita masih menunggu hasil penghitungan, tapi kalau angka kunjungan Desember 2019 saja sama dengan tahun 2017, maka total kunjungan kita bisa mencapai 16,1 juta hingga 16,3 juta wisman," kata Suhariyanto dalam Konferensi Pers di Jakarta, Kamis (2/1).
Suhariyanto, jika kunjungan wisman ke Indonesia bisa tembus hingga 16 juta orang maka realisasi itu lebih tinggi dari capaian kunjungan tahun 2018 yang sebesar 15,8 juta.
Secara umum, kata Suhariyanto adanya kenaikan jumlah wisman menjelang akhir tahun 2019 karena tidak faktor bencana alam yang tidak sebesar tahun sebelumnya. Di sisi lain, banyak maskapai penerbangan yang membuka rute penerbangan langsung dari luar negeri ke bandara di destinasi wisata.
"Kita tahu, bahwa saat 2018 banyak terjadi bencana alam gempa bumi di Bali dan Lombok. Banyak juga direct flight ke beberapa tempat. Beberapa promosi juga dilakukan Kemenparekraf," ujarnya.
Lebih lanjut, Suhariyanto menjelaskan negara asal wisman yang berkunjungan ke Indonesia khusus bulan November 2019 masih didominasi oleh Malaysia sebesar 19,6 persen dari total kunjungan 1,2 juta wisman. Selanjutnya diikuti oleh Singapura sebesar 13,7 persen, Cina 11,4 persen, Australia 9 persen, dan Timor Leste 6,4 persen.
Adapun, untuk Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada November lalu sebesar 58,58 persen. Realisasi itu naik 1,81 poin dari TPK bulan sebelumnya sebesar 56,67 persen.
Sebagaimana diketahui, pemerintah pada tahun ini menargetkan kunjungan wisman ke Indonesia minimal bisa mencapai 18 juta kunjungan. Target tersebut telah diturunkan dari target awal pemerintah sebanyak 20 juta wisman.
Namun, dalam keberjalannya, peningkatan kunjungan wisman tidak signifikan dibanding 2018. Tingginya harga tiket pesawat rute domestik pun disebut-sebut menjadi salah satu alasan sulitnya untuk mendongkrak kunjungan wisman ke berbagai destinasi wisata di Indonesia.