EKBIS.CO, TOBA SAMOSIR -- Holding tambang BUMN, Mining Industry Indonesia (MIND ID) akan fokus pada eksekusi industri pertambangan downstream atau hilir pada tahun 2020. Ditargetkan, pendapatan dari industri hilir sektor tambang akan mencapai 60 sampai 70 persen.
"Kita akan fokus ke down stream. 2020, dari upstream pendapatan kita mungkin sekitar 30 sampai 40 persen, dan down stream itu mungkin 60 sampai 70 persen," kata CEO MIND ID Orias P Moedak di Inalum Paritohan, Toba Samosir, Senin (6/1) lalu.
MIND ID merupakan holding industri tambang yang menaungi PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Timah Tbk.
Dia mengungkap, industri hilir tambang yang bakal digarap pada tahun 2020 yakni penyelesaian sejumlah proyek hilirisasi baik itu smelter maupun gasifikasi. Semisal proyek gasifikasi Bukit Asam, lalu penyelesaian proyek Antam Feronikel Halmahera Timur yang belum rampung sejak 2012.
"Proyek itu belum jadi-jadi, hampir jadi tapi listriknya gak ada. Itu proyeknya harus diselesaikan, minimal cari listriknya dari mana, kita lagi coba bantu untuk selesaikan. Detailnya Aneka Tambang (Antam) yang harus bicara, tapi proyek itu harus bergerak, harus segera selesai," tegas Orias.
Kemudian untuk Freeport, direncanakan akan dilakukan pembangunan smelter pada pertengahan tahun 2020. Menurut Orias, untuk proyek ini butuh sekitar 3 miliar USD untuk 2 juta ton tembaga, adapun pendanaannya akan diselesaikan pada kuartal satu 2020.
Sementara untuk PT Timah, ada smelter untuk recycle timah yang harus dirampungkan pada 2020. PT Inalum juga berencana mengembangkan proyek secondary aluminium atau recycle aluminium.
Orias yang baru diangkat sebagai CEO MIND ID ingin agar semua agenda bisnis industri tambang bisa memiliki progres yang jelas di tahun 2020. "Jadi jika ada proyek yang lambat, siap-siap diganti. Lambat, 'sopir' diganti," jelas dia.