EKBIS.CO, KARAWANG — Ratusan hektare sawah di tiga kelurahan di Karawang diserang hama tikus. Padahl padi-padi tersebut baru mulai disemai beberapa hari lalu pada musim tanam kali ini.
Seorang petani di Kampung Tegal Tanjung Kelurahan Karangpawitan, Damo menuturkan sawah-sawah di kampungnya tidak terkena banjir namun diserang tikus. Akibatnya padi-padi yang baru disemai harus ditanam ulang kembali.
“Saat ini pesemaian usia 5 hari - 12 hari di serang tikus, ahirnya pada semai ulang,” kata Damo kepada Republika.co.id, Senin (13/1).
Damo menuturkan tikus merusak padi di sawahnya dan juga milik petani lain yang berada satu barisan dengan miliknya. Bahkan dikatakannya tikus juga menyeranb padi di dua kelurahan lainnya yakni di Kelurahan Tanjungpura dan Kelurahan Nagasari.
Menurutnya luas sawah yang diserang tikus diperkirakan ratusan hektare. Ada yang rusak total sementara sebagian rusak sedang dan masih bisa diselamatkan sebagian benih padinya.
“Luas yang tepatnya saya nggak hapal, tapi yang sehamparan dengan areal sawah yang saya garap, yang diserang tikus itu pesemaian arealnya yang cukup luas, mungkin lebih 500 hektare,” ucap dia.
Ia mengaku serangan tikus ini baru pertama kali terjadi yang menyebabkan gagalnya penyemaian. Serangan tikus sudah dua kali sejak mulai ditanam pada akhir Desember lalu.
Para petani pun terpaksa menyemai ulang untuk mengejar musim tanam pada Januari ini. Ia mengatakan dengan kondisi ini maka diprediksi musim panen dari sawah yang diserang tikus akan mundur dari jadwal. Mundurnya masa panen pun bisa berdampak pada berkurangnya produski padi di Karawang.
“Konsekuensinya musim panen akan semakin mundur. Kalau pas semai pertama diperkirakan panen akhir April atau awal Mei tapi karena semai ulang kemungkinan ada yang panen di pertengahan Mei kalau yang pesemaiannya nggak terlalu parah, sebagian lagi mungkin panen awal bulan Juni kalau yang semai total karena habis semua,” ujarnya.
Ia menyebutkan saat ini kondisi sawah hampir rata dengan tanah kembali. Petani pun mengantisipasi dengan pemasangan umpan beracun, gropyokan, pemberian oli bekas dan insektisida di sekitar pesemaian. Ia berharap tikus tidak kembali lagi menyerang. Sehingga para petani bisa memaksimalkan menggarap lahan sawahnya untuk memenuhi kebutuhan beras.