EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Senin (27/1). Indeks saham melemah 0,05 persen atau turun 3,29 poin di level 6.240,82 dari penutupan perdagangan sebelumnya di level 6.244,10.
Meski dibuka melemah, Direktur PT Anugrah Anugerah Investama, Hans Kwee, melihat IHSG masih berpeluang untuk menguat terbatas selama sepekan ini. "Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat terbatas. Adapun support IHSG di level 6218 sampai 6200 dan resistane IHSG di level 6256 sampai 6312," kata Hans.
Menurut Hans, virus Corona di China memberi tekanan yang cukup besar terhadap pasar Asia dan global. Pasar khawatir dengan penyebaran virus mematikan tersebut.
Namun, pasar saham dunia sempat stabil setelah pernyataan dari WHO yang menyebut virus Corona belum menjadi keadaan darurat global. Hal ini memberikan keyakinan bahwa wabah yang terjadi tidak mengakibatkan pandemi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, menurut Hans, melebarnya perang dagang perlu mendapat perhatian pelaku pasar. Setelah pendatangan fase satu dengan China, sikap Amerika Serikat (AS) terhadap zona Eropa dinilai cukup menekan.
Dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif impor mobil Eropa jika tak ada komitmen perdagangan baru dengan Uni Eropa.
Sementara itu, dari dalam negeri kisruh pembubaran Reksadana terbukti masih menekan kinerja IHSG.
Beberapa pekan terkhir ditengah optimisme penandatangan fase satu perang dagang AS China, IHSG beberapa kali mengalami tekanan turun.
Ketika Dow membuat rekor kenaikan baru, IHSG masih tertekan akibat aksi jual Reksadana yang di bubarkan. Beberapa saham blue chip yang ada didalam daftar produk yang di bubarkan telah mengalami tekanan jual.
"Ditambah pembekuan 800 rekening nasabah, kami perkirakan akan menimbulkan sentiment negative di pasar," tutup Hans.