EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Teknologi Informasi (TI) yang dimiliki PT Bank Lampung sudah ketinggal zaman terlalu jauh, dibandingkan bank pemerintah daerah lainnya. Bank Lampung masih kekurangan modal untuk menuju Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II agar dapat menerapkan TI berbasis digital.
“Saya mengakui bahwa TI Bank Lampung sudah ketinggalan dengan bank lain yang sudah menerapkan sistem digital. Sebenarnya, kami sudah mau memulai sistem tersebut, namun terkendala posisi bank masih di BUKU I belum BUKU II,” kata Dirut PT Bank Lampung Eria Desomsoni di Bandar Lampung, Selasa (11/2).
Ia mengatakan, untuk meningkatkan sistem TI Bank Lampung membutuhkan tambahan modal hingga mencapai Rp 1 triliun. Untuk naik peringkat setidaknya tambahan modal bank berkisar Rp 1 sampai Rp 5 triliun. Dengan jumlah modal tersebut, Bank Lampung akan keluar dari masalah TI yang konvensional.
Eria optimistis tahun 2020 dapat menambah modal lagi sekira Rp 400 Miliar untuk mencapai Rp 1 trilun dari dukungan pemerintah daerah dan pihak ketiga (investor). Saat ini, Bank Lampung masih berada di BUKU I dengan modal inti bank mencapai Rp 697 miliar per Februari 2020.
Menurut dia, sebelum berada di BUKU II Bank Lampung belum bisa bergerak bebas untuk melangkah dan meningkatkan manajemen dan teknologi menuju digitalisasi perbankan, guna memenuhi kebutuhan nasabah.
Direktur Operasional dan Bisnis PT Bank Lampung Nurdin mengatakan, saat ini manajemen Bank Lampung telah mempersiapkan perangkat teknologi sebelum memasuki BUKU II, setidaknya diperlukan anggaran ratusan miliar untuk menuju industri perbankan digitalisasi.
Menurut dia, kinerja PT Bank Lampung tiga tahun terakhir menunjukkan kemajuan meski lompatan belum jauh. Setidaknya, dari hasil audit yang telah dilakukan, Bank Lampung masih sehat, dan siap menuju BUKU II sehingga proses menuju industri perbankan digitalisasi akan tercapai tahun ini.
Berdasarkan hasil audit kinerja Bank Lampung, Februari 2020, total ekuitas mencapai Rp 906 miliar, modal inti bank mencapai Rp 697 miliar ada kenaikan 5,35 persen per tahun, laba bank mencapai Rp 149 miliar tumbuh 12 persen per tahun.
Sedangkan dana pihak ketiga 2019 mencapai Rp 5.765 miliar tumbuh sebesar 24,49 persen (//year on year/yoy). Giro tahun 2019 mencapai Rp 2.028 miliar tumbuh 45,93 persen (yoy). Tabungan tahun 2019 mencapai Rp 1.381 miliar tumbuh 4,35 persen (yoy). Deposito tahun 2019 mencapai Rp 2.340 miliar tumbuh 22,93 persen.