EKBIS.CO, JAKARTA -- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menilai, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia berpotensi melakukan ekspor. Asalkan mau saling bersinergi.
"Diperlukan satu kesatuan bersama. Kalau UMKM jalan sendirian, tidak bisa memenuhi skala ekonomi," ujar Anggota Kelompok Bidang Pengembangan UMKM ISEI Ilya Avianti kepada Republika, saat ditemui di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa, (25/2).
Ia menjelaskan, supaya bisa melakukan ekspor, persediaan bahan baku harus cukup dan pasar harus jelas. Maka produksi UMKM harus lebih besar agar dapat menjadi eksportir.
"Maka kita dorong UMKM dalam klaster atau berkelompok, kita genjot supaya memenuhi skala ekonomi. Harus ada komandannya di UMKM," ujar Ilya.
Selama ini, lanjutnya, kebanyakan pelaku UMKM di Tanah Air menjalankan bisnis sendiri-sendiri. "Jangan, nggak jadi besar, harus besar supaya bisa ekspor. Misal kalau ada yang punya pohon duren hanya 100, lalu di tempat lain ada 100 juga, bisa diagregasi," tuturnya.
Ilya menambahkan, UMKM memiliki skala berbeda. Ada pengusaha mikro, kecil, serta menengah. Dengan begitu, pemerintah juga harus memberikan kebijakan atau perlakuan berbeda tergantung skala usahanya.
Selanjutnya, perlu dilihat produk apa yang dimiliki Indonesia tapi tidak dimiliki negara lain. "Karena kita di daerah tropis, untuk (ekspor) buah-buahan, saingannya ada Thailand. Kita sudah tertinggal, jadi gimana caranya punya produk berbeda, tidak ikuti mereka dan besar, sehingga mampu ekspor," jelas Ilya.