EKBIS.CO, WASHINGTON -- Ada tren menarik di Wall Street pada awal pekan ini, Senin (24/2). Di tengah penurunan indeks Wall Street akibat kekhawatiran virus corona, investor kini beralih ke beberapa perusahaan kebutuhan atau konsumsi masyarakat . Mereka ‘bertaruh’ pada tumpukan produk seperti disinfektan dan makanan yang tahan lama.
Dilansir Reuters, Selasa (25/2), kekhawatiran masyarakat dunia akan virus corona membuat pasar menjadi penuh kecemasan. Apalagi, dengan semakin meluasnya penyebaran virus. Teranyar, Italia dan beberapa negara Timur Tengah menghadapi kasus infeksi pertamanya.
Pemasok produk pemutih dan pembersih lainnya, Clorox Co, menjadi salah satu emiten yang memperoleh keuntungan tertinggi dalam S&P 500. Clorox Co merupakan satu dari dua saham di wilayah positif di sektor kebutuhan pokok konsumen, yang dianggap sebagai taruhan aman, bahkan dalam pelemahan ekonomi saat ini.
Perusahaan terbuka dengan performa terbaik lainnya adalah produsen tisu, Kimberly Clark, dan pemasok makanan seperti Hormel Foods dan Campbell Soup Co.
Investor bertaruh, produk-produk yang dihasilkan sejumlah perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan permintaan. Khususnya ketika konsumen harus bersiap untuk tinggal di rumah apabila virus terus menyebar.
Manajer portfolio di Kingsview Investment Management, Paul Nolte, melihat, produk-produk tersebut akan lebih banyak digunakan dibandingkan produk dalam kelompok lain akibat penyebaran virus.
"Ini adalah reaksi spontan," katanya.
Setelah naik sebanyak 2,2 persen di awal pembukaan pasar pada Senin, saham Clorox bertahan hingga 1,7 persen. Volume perdagangan mereka 1,6 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata pergerakan selama 10 hari.
Kepala investasi dari Laffer Tengler Investment, Nancy Tengler, menilai, kekhawatiran investor global bukan satu-satunya faktor utama emiten kebutuhan konsumen mengalami peningkatan penjualan.
Pendapatan domestik turut memberikan pengaruh.
Sementara itu, Kimberly Clark, Campbell Soup dan Hormel sebenarnya mengalami penurunan kurang dari satu persen. Tapi, penurunan mereka lebih kecil dibandingkan penurunan sektor lain yang dapat mencapai 2,5 hingga tiga persen.