Jumat 20 Mar 2020 11:10 WIB

Corona, Produk Samping Jagung Asal Cilegon Masih di Ekspor

Ekspor sektor pertanian masih menunjukkan tren positif.

Red: Gita Amanda
Produk samping jagung asal Cilegon masih di ekspor.(Kementan)
Foto: Kementan
Produk samping jagung asal Cilegon masih di ekspor.(Kementan)

EKBIS.CO, CILEGON -- Di tengah lesunya ekonomi akibat terjadinya wabah virus corona, ekspor sektor pertanian masih menunjukkan tren positif. Salah satu contohnya, ekspor 126 ton produk turunan jagung (Corn Gluten Meal/CGM) ke Vietnam.

"Secara teknis ekspornya telah memenuhi persyaratan negara Vietnam. Kami juga berikan kemudahan dalam pelayanan sertifikasi," jelas Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo di ruang kerjanya, Cilegon, Banten.

Baca Juga

Sertifikat Kesehatan Tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC) diberikan setelah produk ekspor senilai Rp 1 miliar ini melewati proses pemeriksaan dan karantina tumbuhan.

photo
Produk samping jagung asal Cilegon masih di ekspor. - (Kementan)

Sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian untuk mendorong peningkatan nilai ekspor pertanian dengan memberikan kemudahan dan kecepatan layanan, Karantina Pertanian Cilegon lakukan layanan pemeriksaan di gudang pemilik atau inline inspection.

Layanan ini selain untuk mempercepat proses muat barang di pelabuhan atau stuffing, juga untuk meningkatkan akurasi pemeriksaan. Sehingga proses sertifikasi dapat berjalan dengan cepat dan akurat sehingga dapat meningkatkan daya saing bagi komoditas yang diekspor.

Menurut Raden, pasar untuk komoditas ekspor ini selain Vietnam juga banyak diekspor ke Thailand dan India. CGM merupakan limbah jagung dari proses penggilingan jagung secara basah dari jagung yang digunakan dalam industri tepung jagung dan sirup.

CGM berbentuk serbuk atau bubuk, dengan warna kuning segar hingga coklat cerah. Umumnya sebagai pakan ternak dengan  kandungan energi, protein, asam-amino, xantophyll, vitamin dan mineral, papar Raden.

Data sertifikasi ekspor produk ini sepanjang 2019 tercatat sebanyak 5,5 ribu ton dengan nilai ekonomi  Rp 22,9 miliar. "Namun harus diakui wabah corona sedikit menurunkan volumenya saat ini," tutup Raden.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement