EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan teknologi Gojek dan Halodoc bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan inovasi layanan telemedicine Covid-19 untuk membantu penanganan virus corona di Indonesia. Kolaborasi itu memungkinkan Gojek dan Halodoc memanfaatkan teknologi untuk pencegahan dan penanganan, pemanfaatan infrastruktur dan sumber daya, serta penyediaan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang langkah meminimalisir penyebaran virus corona.
Layanan konsultasi daring telemedicine Covid-19 didukung lebih dari 20 ribu dokter berlisensi dan berpengalaman di dalam ekosistem Halodoc. Layanan yang diluncurkan sejak 13 Maret itu disebut mendapat antusiasme dari masyarakat. Bahkan, layanan itu diklaim sudah diakses dua juta pengguna.
Layanan telemedicine Covid-19 dari Halodoc tersedia dalam bentuk shuffle card di aplikasi Gojek. Jutaan pengguna Gojek bisa memilih shuffle card check Covid-19 tersebut di tampilan aplikasi. Kemudian, pengguna langsung diarahkan ke layanan check Covid-19 di aplikasi Halodoc.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (23/3), pengguna bisa memanfaatkan check Covid-19 di aplikasi Halodoc untuk berkonsultasi mengenai gejala kesehatan yang sedang dialami dan melakukan self-assessment atau pemeriksaaan sendiri. Jika ada dugaan menderita Covid-19, dokter dari Halodoc berupaya melakukan penanganan dengan meminta pengguna tetap di rumah, menerapkan isolasi di rumah, dan obat yang diresepkan diantar Gojek ke rumah pengguna.
Hal itu bertujuan meminimalisir penyebaran virus corona. Bila membutuhkan penanganan dan tindakan lebih lanjut, pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan. Mitra dokter Halodoc telah mendapat pelatihan dan memiliki pengetahuan memadai sesuai anjuran pemerintah dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengenai Covid-19, agar bisa memberikan konsultasi yang tepat. Halodoc menyiagakan lebih banyak dokter, sehingga masyarakat bisa berkonsultasi secara gratis di kategori Covid-19 kapan pun dan di mana pun.
Telemedicine ditujukan memperkuat upaya pemerintah menangani pandemik Covid-19. Berdasarkan data WHO, sekitar 80 persen pasien Covid-19 di dunia hanya mengalami gejala ringan dan bisa sembuh dengan perawatan di rumah, tanpa perlu ke rumah sakit. Layanan telemedicine membantu pemerintah fokus menangani pasien Covid-19 yang berada di kategori risiko tinggi atau dalam kondisi menengah-parah.