EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah memberi dukungan penuh terhadap produsen alat kesehatan dalam negeri, khususnya yang mampu merakit ventilator. Saat ini, permintaan ventilator sebagai alat bantu pernapasan meroket tajam dalam dua bulan terakhir menyusul pandemi Covid-19.
Menteri Riset dan Teknologi (Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pemerintah menunjuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memimpin riset pra produksi. Sedangkan PT Len Industri dan PT Poly Jaya Medikal diberi izin untuk memproduksi ventilator secara massal. Saat ini purwa rupa produk ini sedang diuji di Kementerian Kesehatan.
"Rencananya minggu ini selesai pengujian di Kemenkes dan kemudian masuk produksi di mana dua perusahaan sudah siap produksi, yaitu Len dan Poly Jaya yang masing-masing mempunyai kapasitas produksi 100 unit portable ventilator per minggu masing-masing pabrik," kata Bambang usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Rabu (15/4).
Akhir April nanti, ditargetkan sebanyak 200 unit ventilator sudah bisa diproduksi dan didistrisbusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Tanah Air. Bila produksi berhasil, maka satu perusahaan BUMN dan satu swasta tersebut bisa melanjutkan produksinya.
Selain Len Industri dan Poly Jaya, sejumlah perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia juga mengajukan purwa rupa ventilator mereka. Bambang menyebut setidaknya ada 15 usulan yang sudah diterima Kemenristek saat ini dari berbagai perguruan tinggi.
"Saat ini tentu mereka harus melakukan penggujian di Kemenkes dan di dalam rapat tadi kami minta dukungan dari Menperin dan Menteri BUMN agar ada partner atau mitra industri yang bisa memproduksi prototype yang sudah diuji," kata Bambang.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menambahkan, pihaknya sepakat untuk mendukung produsen alat kesehatan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Kemenperin, ujar Agus, juga akan membantu produsen mengakses bahan baku alat kesehatan dan industri farmasi agar tidak ada hambatan produksi.
"Presiden tekankan kita melihat peluang yang bisa dikembangkan dalam kondisi ini. Kita bisa lihat ada industri yang memang demandnya sangat tinggi, yang berkaitan dengan Covid-19, yakni alat kesehatan, obat, vitamin, dan lainnya," kata Agus.