Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Proyek mata uang kripto Facebook akan mengambil pendekatan baru karena transaksi daring sedang meningkat di tengah pandemi corona.
Pengelola mata uang Libra, Asosiasi Libra berencana menawarkan koin stabil yang didukung oleh satu mata uang negara, selain koin yang didukung oleh mata uang lainnya.
"Artinya, sejumlah koin yang ditawarkan (oleh Libra) akan berfungsi sebagai mata uang yang setara dengan dolar AS atau Euro, misalnya," begitu informasi yang dikutip oleh Warta Ekonomi melalui CNBC Internasional, Jumat (17/4/2020).
Baca Juga: Kacau Balau! Corona Bikin Pendapatan Aplikator Taksi Online Ini Anjlok Hingga Rp265 M
Perubahan pendekatan itu diambil setelah rencana Facebook untuk Libra ditolak oleh anggota parlemen di seluruh dunia karena alasan keamanan dan privasi data, mengingat Facebook pernah terlibat dalam skandal kebocoran data Cambridge Analytica.
Berubahnya pendekatan produk Libra itu meredakan kecemasan di kalangan anggota parlemen AS. Eskekutif Facebook, David Marcus berujar, "saya terus memikirkan manfaat jaringan Libra yang akan didapat oleh seluruh pengguna (Facebook) dan UMKM, terutama di masa sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Awalnya, Libra didirikan sebagai sistem keuangan global yang akan memudahkan pembayaran digital di manapun lokasi pengguna. Namun, desain baru yang diusung asosiasi saat ini akan membuat Libra memiliki layanan pembayaran digital standar seperti PayPal.