EKBIS.CO, JAKARTA -- Induk usaha (holding) BUMN Pertambangan menyatakan, merebaknya pandemi Covid-19 menjadi alasan bagi PT Freeport Indonesia untuk menunda pembangunan pabrik pemurnian (smleter).
Hal ini diakui oleh Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak menjelaskan, penundaan yang terjadi tersebut lantaran pekerja kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunanan smelter terhambat mobilitasnya di lapangan. Di sisi lain, terkendalanya pembangunan smelter ini juga karena terhambatnya pasokan komponen akibat adanya pembatasan di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Maka itu Freeport kemudian mengajukan penundaan pembangunan smelter atau fasilitas pengolahan dan permunian di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). "Soal smelter itu sebenarnya masalah sederhana karena kita bangun dan ada masalah Covid-19. Mereka mengajukan ada penundaan," kata Orias dalam konferensi pers secara virtual, Juamt (15/5).
Ia melanjutkan, terbatasnya kegiatan akibat Covid-19 saat ini berlaku umum. Bukan untuk Freeport saja, tapi juga kontraktor yang akan sulit ke lapangan
Namun Orias memastikan Freeport akan tetap melanjutkan pembangunan pabrik pemurnian tersebut. Sebab, Freeport tengah menyiapkan dana untuk bisa membiayai pembangunan pabrik ini. Salah satunya dengan mendapat pinjaman dari sembilan bank senilai 2,8 miliar dolar AS atau Rp 38 triliun.
Seperti diketahui, tak hanya membangun fasilitas pengolahan sendiri, Freeport juga berpeluang bekerja sama dengan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) untuk membangun smelter. Penjajakan kerja sama itu dilakukan oleh anak usaha Bumi Resources yaitu PT Gorontalo Minerals yang memiliki wilayah konsesi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.