Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Orang terkaya keempat di dunia diduduki oleh investor kelas kakap, Warren Buffett yang dijuluki "Oracle of Ohama" atau "Penyihir dari Omaha". Hal ini lantaran investasi pilihan Buffett selalu tokcer menghasilkan keuntungan baginya.
Pemilik nama lengkap Warren Edward Buffet ini lahir di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat (AS) pada 30 Agustus 1930. Di usianya yang hampir 90 tahun, Buffett masih giat dalam berinvestasi disejumlah perusahaan yang berada diujung tanduk.
Baca Juga: Rugi! Miliarder Investor Ini Salah Pilih Saham di Tengah Pandemi
Ayahnya, Howard Buffett adalah mantan anggota DPR yang merangkap sebagai makelar saham. Ibunya, Leila Buffett adalah seorang ibu rumah tangga. Sejak kecil, Buffett mulai belajar tentang saham dan seluk-beluk bisnis yang dijalani ayahnya bersama kedua saudara perempuannya.
Pada usia belasan tahun, Buffett sudah mengenal investasi dan pandai menabung dan berbisnis. Buffett memperlihatkan ketertarikan yang besar pada bisnis dan investasi pada umur yang sangat muda. Saat masih SMA, ia belajar mendapatkan uang dengan mengantar koran Washinton Post, menjual bola golf dan perangko, menyemir mobil, dan lain-lain.
Di usia 13 tahun, Warren sudah menjadi seorang wajib pajak. Pada 1945 bersama dengan kawannya, Buffett membeli mesin pinball bekas seharga USD25, kemudian menaruhnya di salon.
Dalam beberapa bulan mereka berhasil berkembang memiliki beberapa mesin pinball pada 3 salon di Omaha. Bisnis itu kemudian dijual Buffett dan temannya kepada veteran perang senilai USD1.200.
Dari hasil kerja kerasnya, ia berhasi mengumpulkan USD1,200 untuk membeli 40 hektar tanah pertanian yang akhirnya dia sewakan pada petani lokal. Dari sini ia sudah menciptakan passive income dari sewa lahan.
Pada usia 15 tahun, Warren mendapatkan lebih dari USD175 per bulan dari mendistribusikan koran Washington Post. Pada saat Buffett kuliah, dia telah mengumpulkan lebih dari USD90.000.
Meski awalnya enggan kuliah, namun karena desakan dari sang ayah, Buffett akhirnya kuliah di University of Pennsylvania dan mengambil jurusan bisnis. Setelah 2 tahun, ia pindah ke University of Nebraska dan lulus pada usia 19 tahun.
Pada tahun 1951, Buffet melanjutkan pendidikan ke jenjang Master Ekonomi di Columbia University. Di sini, ia berguru pada pakar ekonomi handal Benjamin Graham. Ia juga mengambil kelas di New York Institute of Finance untuk memperdalam ilmu ekonomi dan bisnisnya.
Tahun 1962 adalah awal dari Warren Buffett tertarik pada Berkshire Hathaway yang kini menjadi perusahaan yang membawanya ke posisi miliarder dunia. Saat itu, Buffett percaya bahwa nilai saham Berkshire Hathaway diperdagangkan di bawah nilai riil-nya dan mulai membeli saham tersebut.
Setelah beberapa benturan kepentingan dengan keluarga Stanton (pendahulu sebelumnya), Buffett membeli cukup banyak saham untuk mengubah manajemen dan kemudian mengendalikan perusahaan.
Awalnya, Buffett tetap mempertahankan bisnis inti Berkshire Hathaway di industri tekstil, tetapi pada tahun 1967 mulai melakukan ekspansi ke industri asuransi dan investasi lainnya. Perusahaan asuransi pertama yang dibeli oleh Berkshire adalah National Indemnity Company.
Pada akhir 1970-an, Berkshire mengakuisisi Government Employees Insurance Company (GEICO) dan tahun 1985, pabrik tekstil Berkshire resmi ditutup.
Saat ini, Berkshire memiliki investasi dari ragam bisnis seperti perusahaan retail permen, penerbit koran, perusahaan retail peralatan rumah tangga, penjualan ensiklopedia, penjualan vacuum cleaner, pabrik dan distribusi seragam, retail perhiasan dan lain sebagainya.
Tahun 2008, majalah Forbes sempat menempatkan Warren Buffett di urutan pertama dalam daftar Orang Terkaya Dunia dengan total kekayaan sebesar USD62 miliar (Rp899 triliun). Saat itu ia mampu menggeser posisi Bill Gates, pendiri Microsoft, yang selama 13 tahun berturut-turut selalu berada di posisi puncak.Â
Kini, berdasarkan Forbes Real Time Net Worth, kekayaan bersih Warren Buffet mencapai USD67,8 miliar (Rp983 triliun) sebagai orang terkaya keempat di dunia.