Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Pendiri e-commerce terbesar di Jepang, Rakuten adalah sosok bernama Hiroshi Mikitani yang mendirikan Rakuten sejak tahun 1997. Pertumbuhan Rakuten pun cukup moncer. Banyak yang menilai hal ini lantaran 'doa' di dalam nama Rakuten sendiri yang berarti optimis.
Hiroshi Mikitani adalah sosok yang memiliki akademik dan karir yang cemerlang. Ia merupakan lulusan Universitas Hitotsubashi tahun 1988 yang melanjutkan studinya ke Harvard Business Scholl pada tahun 1993 dengan gelar master Administrasi Bisnis.
Baca Juga: Berkat Corona, Pria Putus Sekolah Ini Jadi Miliarder Baru Jepang
Usai lulus kuliah, ia sempat berkarir di AS. Namun, pada tahun 1995 sempat terjadi gempa bumi besar di tempat kelahirannya di Kobe, Jepang hingga ia harus kembali ke negaranya dan membantu revitalisasi ekonomi Jepang.
Pria kelahiran 11 Maret 1965 ini tertarik untuk membuka bisnisnya sendiri setelah kembali ke Jepang. Revolusi internet pun menjadi awal berkembangnya e-commerce di Jepang. Meski berisiko, Mikitani yakin mendirikan situs web e-commerce nya sendiri.
Pada 7 Februari 1997, ia pertama kali mendirikan perusahaan bernama MDM, Inc. dengan tiga pendiri lainnya, sekaligus meluncurkan Rakuten. Tahun 1999, perusahaan pun berganti nama menjadi Rakuten Inc.
Hanya dalam waktu 3 tahun perusahaan ini langsung go publik di JASDAQ tahun 2000. Rakuten pun menjadi populer dalam waktu singkat dan berkembang menjadi 2.300 toko dan 95 juta tampilan halaman per bulan.
Masih belum puas, Rakuten pun meluncurkan Rakuten Travels, sebuah platform reservasi hotel online. Pada 2004, Rakuten memulai layanan keuangannya dan meluncurkan kartu kredit Rakuten.
Sejak itu, Rakuten menjadi raksasa teknologi terbesar yang mengoperasikan bank Internet terbesar Jepang dan perusahaan kredit terbesar ketiga di sana. Mikitani kemudian mendirikan Institut Teknologi Rakuten di Tokyo.
Hingga pada 2012, Rakuten pun berekspansi di berbagai negara mulai dari Hong Kong, Korea, China, Taiwan, Thailand, Austria, Kanada, Spanyol bahkan hingga Prancis.
Pada Maret 2015, Rakuten mulai perdagangan dalam Bitcoin. Mereka juga membuat beberapa akuisisi yang menghasilkan banyak keuntungan dalam bisnis di luar negeri termasuk Buy.com, PriceMinister, layanan e-book Kobo dan lain sebagainya.
Tak selalu mulus, pada 2019 lalu, Rakuten membukukan kerugian USD301 juta (Rp4,3 triliun) yang pertama sejak 2011. Namun kini Hiroshi Mikitani berdasarkan Forbes Real-Time Net Worth, memiliki kekayaan bersih mencapai USD6 miliar atau Rp87 triliun.