EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah bertekad membawa Indonesia pulih dari krisis pandemi dan ekonomi yang berkepanjangan. Salah satu cara dengan membentuk gugus tugas guna mempercepat proses pemulihan pandemi Covid-19 sekaligus membangkitkan kembali ekonomi nasional.
Gugus Tugas yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo dibantu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Pembentukan gugus tugas ini tak hanya akan mengintegrasikan program perang melawan Covid-19 yang sudah dilakukan seluruh instrumen pemerintah sejak pandemi ini merebak pada April lalu dan Program Pemulihan Ekonomi.
Sedangkan untuk pelaksana harian, presiden menunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Pelaksana Gugus Tugas Pemulihan Covid-19 dan Ekonomi Nasional. Erick yang akan mengambil peran dalam mensinergikan sekaligus mengorkestrasi seluruh Kementerian di Kabinet Indonesia Maju jilid II ini dalam mengaplikasikan program-program terkait penanganan virus Corona dan upaya pemulihan ekonomi.
Penunjukan Erick murni didasari pertimbangan utama bahwa BUMN menggerakkan sepertiga perekonomian nasional yang mencakup berbagai bidang usaha langsung ke pelayanan publik, dan bergerak di bidang ekonomi juga kesehatan. Erick menyebut hal ini sebagai tanggung jawab yang besar karena pertaruhannya sangat tinggi antara gagal atau berhasil.
"Sudah tentu kita akan komitmen untuk berhasil. Harus yakin itu. Ada banyak negara yang sukses, menekan virus dan ekonominya mulai bangkit. Itu bisa ditiru, tapi ada juga yang terkena resesi," ujar Erick di Jakarta, Senin (20/7).
Erick ingin menjadikan hal itu sebagai contoh agar Indonesia tidak mengalami hal buruk seperti yang telah menimpa negara lain. "Jika kita bersama, pasti kita bisa," ucap Erick.
Erick menilai misi yang diemban Gugus Tugas Pemulihan tidak mudah mengingat ada tantangan antara mengatasi dampak dari jumlah positif Covid-19 di Tanah Air yang masih tinggi dan menghidupkan sektor ekonomi yang harus bergeliat dengan segala pembatasan mobilitas. Juga ada aturan protokol kesehatan dan keselamatan yang ketat, pengetatan anggaran demi efisiensi, serta pengaruh besar dari lingkungan global.
"Sama seperti dua tahun lalu, saat kita menggelar Asian Games 2018. Ketika itu, hampir semua suara, baik dari dalam atau luar negeri, meragukan dan pesimistis. Tapi, saat kita semua bergerak dan bersatu, lalu pemerintah support habis-habisan, hasilnya kita bisa menjadi tuan rumah yang sukses," kata Erick menambahkan.