EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat nilai transaksi Mandiri Online sebesar Rp 230 triliun pada semester satu 2020. Angka ini menyalip nilai transaksi dari ATM yang cenderung turun sebesar Rp 234 triliun sedangkan frekuensi transaksi ATM menurun menjadi 286 juta transaksi.
Direktur Information Technology Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan tren penggunaan Mandiri Online terlihat dari frekuensi transaksi yang mencapai 200 juta transaksi pada semester satu 2020.
“Perseroan berupaya mengakselerasi transformasi digital sebagai salah satu upaya menggenjot fee based income. Sebab, kanal digital perseroan terus mengalami pertumbuhan seiring dengan perubahan perilaku konsumen,” ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (21/8).
Kemudian, jumlah pengguna aktif Mandiri Online sampai pada Juni 2020 mencapai 3,8 juta atau tumbuh sekitar 50 persen (yoy) dengan nilai transaksi mencapai Rp 459 triliun atau tumbuh 43 persen dibandingkan Juni 2019. Dalam strateginya, Rico mengatakan, terdapat empat langkah yang dilakukan.
Pertama, digitize internal platform untuk memperkuat pondasi infrastruktur digital ataupun penyempurnaan transaksi secara digital. Kedua, membangun digital-native product sehingga bisa menyajikan layanan digital secara end to end.
“Ketiga, modernize channels guna memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah. Keempat adalah leverage digital ecosystem, kita berinisiatif melakukan open banking untuk memperluas akses nasabah dengan melibatkan pihak ketiga seperti bekerja sama dengan fintech dan e-commerce," ucapnya.