Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Hampir 800.000 orang di seluruh dunia telah meninggal akibat COVID-19, menurut penghitungan terbaru dari Johns Hopkins University. Pendiri Microsoft, Bill Gates memprediksi bahwa yang terburuk masih ada di depan dan jumlah kematian akan meningkat hingga jutaan.
Bill Gates mengatakan dalam wawancara dengan The Economist di balik pasar saham yang sedang berkembang, ada sistem perawatan kesehatan dan ekonomi yang sedang kacau balau. Yang sedang dalam posisi buruk itulah menjadi tempat rasa sakit yang paling terasa.
Baca Juga: Bill Gates Akui Sering Bikin Karyawan Tertekan saat Masih Rintis Microsoft
Dilansir dari Market Watch di Jakarta, Senin (14/9/2020) sementara di AS sendiri tengah menghadapi serangkaian masalah, mulai dari teori politik hingga konspirasi yang mencatut nama Gates sendiri dengan mengatasnamakan kebebasan.
Menurut Gates, pendukung Trump telah menggunakan "kebebasan" untuk membuat pernyataan politik yang terus memperumit tanggapan AS terhadap pandemi. Menolak memakai masker, misalnya, adalah salah satu cara bagi mereka untuk menunjukkan kemarahan dan penolakannya.
Akankah keadanaa berubah apabila Joe Biden memenangkan kursi kepresidenan? Belum tentu.
"Saya tidak berpikir perubahan dalam administrasi akan membuat orang memakai masker," kata Gates.
Lebih dari itu, Gates menjelaskan bahwa AS tidak siap menghadapi pandemi sejak awal, karena upaya pengujian lambat untuk melihat dampak begitu virus mulai menyebar.
Sementara China telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menekan virus. Gates melihat karena pemerintahnya yang cukup otoriter dan sanksi yang tegas.
Kabar baiknya adalah Gates sedang melihat pandemi akan berlalu pada akhir 2021. Dari semua kandidat vaksin corona, dia mengatakan bahwa dia percaya AstraZeneca sebagai kandidat yang saat ini bisa diandalkan.