EKBIS.CO, JAKARTA -- Negara anggota ASEAN+3 sepakat untuk memperkuat kerja sama Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) melalui sejumlah strategi. Salah satunya, melalui peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari semula 30 persen menjadi 40 persen.
CMIM merupakan kerja sama keuangan di antara negara-negara ASEAN+3 dalam bentuk fasilitas dukungan likuiditas bagi negara yang menghadapi masalah likuiditas jangka pendek atau kesulitan neraca pembayaran. Sementara, CMIM IMF De-Linked Portion adalah fasilitas CMIM yang diberikan kepada negara ASEAN+3 tanpa harus dikaitkan dengan program IMF.
Kesepakatan ini dibentuk dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara ASEAN+3 ke-23 yang berlangsung secara virtual pada Jumat (18/9). Selain itu, disepakati pula penambahan komponen mata uang lokal negara-negara anggota ASEAN+3 pada fasilitas CMIM untuk meningkatkan efektivitas sebagai instrumen guna mendukung ketahanan ekonomi dan keuangan regional.
Kesepakatan tersebut menandai peringatan 10 tahun kerja sama CMIM sebagai salah satu komponen penting dalam jaring pengaman keuangan global.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang turut hadir dalam acara tersebut menekankan, koordinasi dan kerja sama di antara pemangku kebijakan merupakan kunci utama. "Sejalan dengan itu, BI akan terus memperkuat sinergi antara ekspansi moneter dan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah Indonesia," seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Sabtu (19/9).
Melalui partisipasi Bank Indonesia dalam membiayai pengeluaran pemerintah untuk penanganan Covid-19, Perry berharap, pemerintah dapat lebih memfokuskan perhatiannya pada upaya akselerasi realisasi APBN. Khususnya dalam mendorong pemulihan perekonomian nasional, termasuk dalam mendukung UMKM.
Dalam forum itu, negara-negara yang tergabung forum ASEAN+3 juga menggarisbawahi pentingnya peningkatan kerja sama keuangan regional untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh beberapa lembaga internasional, yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF), sebagai mitra ASEAN+3.
Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memberikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dan keuangan terkini, baik regional maupun global, serta rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi dampak dari pandemi Covid-19.