Sabtu 26 Sep 2020 16:10 WIB

Harley-Davidson Hengkang dari Pasar Motor Terbesar Dunia

Rezim pajak yang tinggi menjadi alasan hengkangnya Harley-Davidson.

Red: Nidia Zuraya
Harley-Davidson
Foto: AP/Grant Hindsley
Harley-Davidson

EKBIS.CO, JAKARTA -- Harley-Davidson menarik diri dari India, pasar sepeda motor terbesar di dunia. Merek sepeda motor AS yang ikonik ini menghentikan produksi dan secara besar-besaran mengurangi operasi penjualannya.

Keputusan Harley muncul beberapa minggu setelah Toyota mengatakan tidak akan berkembang lebih jauh di India karena rezim pajak negara yang tinggi. Keluar kedua pabrikan otomotif dunia ini merupakan pukulan bagi upaya Perdana Menteri India Narendra Modi untuk memikat atau mempertahankan pabrikan asing.

Baca Juga

Dilansir BBC, Sabtu (26/9), Selama ini Harley sudah menanamkan investasi di India sebesar 75 juta dolar AS, termasuk pabrik di India utara. Pabrik tersebut beroperasi pada 2011 tetapi Harley-Davidson kalah bersaing dengan merek motor lokal serta pabrikan motor asal Jepang, Honda.

Sekitar 17 juta sepeda motor dan skuter dijual setiap tahun di India.

Meskipun lebih murah daripada banyak negara berkembang lainnya, India telah terbukti menjadi pasar yang sulit untuk ditembus pembuat mobil asing.

General Motors menarik diri dari negara itu pada 2017. Sementara Ford setuju tahun lalu untuk memindahkan sebagian besar asetnya ke dalam usaha patungan dengan raksasa kendaraan India Mahindra & Mahindra.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengeluh tentang pajak India yang tinggi, khususnya menyebutkan pungutan yang dikenakan pada sepeda Harley-Davidson. Tarif impor India dipangkas hingga 50 persen tetapi merek tersebut masih berjuang di pasar yang kompetitif.

Harley juga mengalami masalah sendiri dan mencatat kerugian kuartalan pertamanya dalam lebih dari satu dekade antara April dan Juni tahun ini. Perusahaan telah memangkas ratusan pekerjaan di bawah pimpinan eksekutif barunya Jochen Zeitz dan berfokus pada pasar dan model inti.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement