EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan pertumbuhan kredit sebesar empat persen sampai lima persen pada 2021. Adapun proyeksi tersebut diyakini berada di atas rata-rata nasional yang diperkirakan sekitar tiga persen sampai 3,5 persen.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, strategi perseroan tetap mengikuti berbagai stimulus pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Asumsi target pertumbuhan kredit nasional sekitar tiga persen sampai 3,5 persen. Artinya BRI harus tumbuh di atas itu, sekitar empat persen sampai lima persen," ungkap Sunarso di Jakarta, Kamis (26/11).
Sunarso mengakui penyaluran kredit masih lemah akibat pandemi Covid-19. Sejak awal pandemi, Maret 2020 perseroan fokus pertumbuhan bisnis segmen UMKM, mikro, dan ultra mikro.
Alasannya segmen ini paling cepat pulih setelah pembatasan aktivitas dilonggarkan, dibandingkan segmen menengah dan korporasi.
"Tahun ini kami diberi target penyaluran KUR Rp 144 triliun. Asumsi target tidak dinaikkan maka KUR saja kami harus menyalurkan Rp 140 triliun pada tahun depan, sehingga kami pertajam lagi segmennya," ucapnya.
Sedangkan sektor usaha, Sunarso merinci, perseroan fokus pertanian, pangan dan obat-obatan, serta sektor yang terkait alat kesehatan. Adapun sektor usaha ini menjadi sasaran untuk menumbuhkan kredit.
Sunarto menjelaskan, sampai hari ini, ketika pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus lima persen, kemudian membaik minus 3,9 persen, yang masih positif adalah sektor pertanian. Sehingga fokus BRI agar bisnisnya tetap tumbuh adalah segmen UMKM dan sektor pertanian.
Meski begitu, perseroan tetap memberikan alokasi kredit korporasi, yang mayoritas merupakan BUMN. Sunarso menyebut, kredit korporasi masih dibutuhkan terutama untuk menyelesaikan proyek infrastruktur yang sedang berjalan seperti jalan tol.