EKBIS.CO, NEW YORK -- Apple Inc pada hari Rabu (12/1) mengatakan pihaknya menempatkan 60 juta dolar AS (Rp 847,5 miliar) ke dalam proyek baru yang bertujuan untuk menantang rasisme sistemik. Ini termasuk upaya pertamanya dalam pendanaan modal ventura untuk mendukung pengusaha kulit berwarna.
Apple mengatakan akan menginvestasikan 10 juta dolar AS dalam dana dengan Harlem Capital, sebuah perusahaan ventura tahap awal yang berbasis di New York. Tujuannya membantu mendanai 1.000 perusahaan selama 20 tahun.
Apple akan menginvestasikan 25 juta dolar AS di Siebert Williams Shank's Clear Vision Impact Fund, yang menyediakan pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah, dengan penekanan pada perusahaan milik minoritas. Apple akan menjadi mitra terbatas dana di keduanya.
"Ada kurangnya keragaman antara modal ventura dan penyandang dana perbankan," ujar Lisa Jackson, wakil presiden inisiatif lingkungan, kebijakan dan sosial Apple, dilansir di Reuters, Rabu (12/1).
"Kami mencari di tempat yang menurut kami ada peluang bagi sumber daya kami untuk melakukan hal-hal baik." katanya.
Upaya tersebut merupakan bagian dari inisiatif keadilan dan kesetaraan ras senilai 100 juta dolar AS dari Apple yang diumumkan tahun lalu setelah pembunuhan Breonna Taylor dan George Floyd, dua orang kulit hitam yang dibunuh oleh polisi.
Apple menyumbang 25 juta dolar AS untuk Propel Center, fasilitas seluas 50 ribu kaki persegi di Atlanta. Di sana, perguruan tinggi dan universitas kulit hitam bersejarah akan berkolaborasi dalam program kewirausahaan, pengembangan aplikasi, dan topik lainnya.
Apple membuat dua program hibah untuk membantu merancang kurikulum dan rekayasa perangkat keras untuk sekolah kulit hitam yang bersejarah.
Apple juga akan mendirikan akademi pengembangan aplikasi di Detroit, yang pertama di Amerika Serikat. Akademi ini menyediakan kursus gratis selama 10 hingga 12 bulan dan bertujuan untuk mengajarkan 1.000 siswa keterampilan per tahun dalam pengkodean, desain, dan pemasaran. Fasilitas di Detroit akan bekerja sama dengan Michigan State University.
"Kami ingin melihat lebih banyak pengembang kulit hitam dan coklat,” kata Jackson.