EKBIS.CO, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal melalui mekanisme penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) akan meningkat pada tahun ini. Hal tersebut tercermin dari jumlah pipeline dan total raihan dana IPO di kuartal I 2021.
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah total IPO fundraised meningkat 11 persen yaitu dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 3 triliun dari sisi jumlah pipeline pun meningkat sebesar 120 persen," kata Direktur Penilai Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Rabu (31/3).
Menurut Nyoman, kondisi tersebut menggambarkan besarnya kepercayaan dan optimisme para pengusaha di Indonesia akan pemulihan perekomian. Selain itu, para pengusaha juga masih percaya terhadap Pasar Modal Indonesia pada tahun 2021.
"Dengan melihat kondisi di atas, setelah kuartal pertama ini kami optimistis terkait dengan prospek IPO tahun 2021," tutur Nyoman.
Prospek positf ini tentunya didukung oleh kebijakan Pemerintah terkait dengan penanganan pandemi saat ini dan kebijakan dari regulator pasar modal yang tentunya akan membuat kondisi pasar modal Indonesia kondusif. Sehingga perusahaan yang akan melakukan IPO dan melakukan pencatatan saham bisa meningkat.
Per 30 Maret 2021, berdasarkan catatan BEI terdapat 11 perusahaan tercatat baru saham di BEI. Selain itu masih terdapat 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dua perusahaan diantaranya diharapkan akan tercatat pada waktu dekat ini.
Adapun rincian pipeline berdasarkan sektor yakni 2 perusahaan dari sektor Energy, 3 perusahaan dari sektor Basic Materials, 2 perusahaan dari sektor Industrials, 2 perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals, 6 perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals, 3 perusahaan dari sektor Properties & Real Estate, 3 perusahaan dari sektor Technology dan 1 perusahaan dari sektor Infrastructures.
Berdasarkan ukuran skala aset sebagaimana diatur di POJK 53 tahun 2019, maka pipeline pencatatan saham dapat dikategorikan sebagai berikut; 7 perusahaan aset skala kecil (di bawah Rp 50 miliar), 10 perusahaan set skala menengah (antara Rp 50 miliar - Rp 250 miliar) dan 5 perusahaan aset skala besar (diatas Rp 250 miliar).
Dari 22 perusahaan dalam pipeline tersebut, Nyoman menegaskan belum ada diantaranya yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Unicorn.