EKBIS.CO, JAKARTA -- Industri asuransi syariah semakin diminati para investor berbagai kalangan. Perkembangan kinerja yang positif meski di tengah masa sulit perekonomian membawa angin segar pada upaya mendorong industri di sisi permodalan.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Tatang Nur Hidayat menyampaikan, asosiasi melihat tren peningkatan minat investor untuk masuk ke industri asuransi syariah. Berbagai investor potensial berasal dari segala kalangan, baik BUMN, swasta, investor dalam maupun luar negeri.
"Kita belum bisa sampaikan detail, tapi ada yang memang dari luar negeri, dalam negeri, swasta, afiliasi, maupun pemerintah atau BUMN," katanya dalam Paparan Kinerja Asuransi Syariah Kuartal I 2021, Senin (7/6).
Aksi korporasi yang akan dijalani untuk penambahan modal pun beragam. Seperti dari investor eksisting untuk menambah modal, membesarkan instansi, konversi dari asuransi konvensional menjadi syariah, spin off, akuisisi, hingga mendirikan instansi asuransi syariah baru.
Tatang mengatakan, ketertarikan investor sudah cukup baik hingga saat ini, meski asosiasi masih berharap lebih. Minat investasi tersebut juga cukup merata baik untuk asuransi jiwa maupun asuransi umum
Ketua Bidang Riset dan Inovasi Asuransi Jiwa Syariah, Ronny Ahmad Iskandar mengatakan, pendapatan kontribusi bruto asuransi syariah pada kuartal I 2021 tercatat mengalami peningkatan sebesar Rp 1,89 triliun. Ini pendapatan kontribusi tertinggi sejak masa dan pasca pandemi covid 19.
"Hal ini menunjukkan adanya perbaikan perlahan terhadap industri asuransi syariah pada kuartal I 2021," katanya.
Sejalan dengan peningkatan kontribusi, klaim bruto industri asuransi syariah pada kuartal I 2021 juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan kuartal I 2020. Pembayaran klaim tercatat meningkat hingga Rp 2,28 triliun atau naik 88,17 persen dari posisi Maret 2020.
"Tentu saja ini sesuai dengan misi asuransi syariah yang memang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, klaim naik ini sesuatu yang baik karena bermanfaat," katanya.
Rasio klaim dana tabarru’ asuransi syariah Indonesia mengalami capaian pertumbuhan paling tinggi pada kuartal I, yakni mencapai 94,67 persen. Namun pada Tingkat pengembalian investasi (Return on Investment/ ROI) dan tingkat pengembalian atas aset (Return on Asset/ ROA) dana perusahaan Asuransi syariah mengalami penurunan sejak capaian tertinggi pada bulan Desember 2020 yakni sebesar -1,32 persen dan -3,84 persen.