Jumat 20 Aug 2021 01:00 WIB

Akan Go Public, GTS Internasional Bidik Dana Segar Rp 429 M

Dana hasil IPO salah satunya akan digunakan untuk melakukan akuisisi.

Rep: Novita Intan/ Red: Satria K Yudha
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8/2021).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8/2021).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi gas alam dan buatan, PT GTS Internasional Tbk, berencana menghimpun dana sebesar Rp 429 miliar lebih dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Dana IPO salah satunya akan digunakan untuk melakukan akuisisi. 

Direktur Utama GTS Internasional Kemal Imam Santoso mengatakan, pihaknya sedang dalam tahap membangun ekosistem rantai pasokan LNG dengan cara mengakuisisi perusahaan terafiliasi. Hal ini dilakukan seiring kebijakan pemerintah tentang gasifikasi yang berperan besar dalam kelistrikan sebagai bahan bakar pembangkit.

Menurutnya, perusahaan juga berencana membangun floating storage regasification unit (FRSU) permanan di Sulawesi Utara. Pembangunan FRSU untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara yang memberikan penghematan yang cukup signifikan kepada PLN Sulawesi Utara.

"Untuk mendanai akuisisi tersebut, perusahaan berencana menghimpun dana antara Rp 286 miliar hingga Rp 429 miliar melalui IPO dengan menjual 2,86 miliar saham baru, kata Kemal dalam keterangannya, Kamis (20/8). 

Saham bernilai nominal Rp 50 per saham tersebut jumlahnya setara dengan 17,6 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Adapun harga penawaran awal kisaran Rp 100 per saham hingga Rp 150 per saham.

Perusahaan juga mencatatkan seluruh saham atas nama pemegang saham sebelum perusahaan go public sebanyak 13,42 miliar saham. Sehingga, total saham yang dicatatkan perusahaan sebanyak 16,28 miliar saham.

Setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, dana hasil penjualan saham akan digunakan antara lain sekitar 64 persen atau setara dengan 19,2 juta dolar AS pinjaman kepada PT Anoa Sulawesi Regas (Anoa), dengan perkiraan suku bunga tujuh persen per tahun dengan jangka waktu pinjaman delapan tahun serta grace period dua tahun.

Pinjaman tersebut akan digunakan Anoa untuk membangun permanen FRSU, yang direncanakan akan dimulai pada kuartal empat 2021. Jika dana tersebut sudah dibayarkan kembali kepada perusahaan, maka dana tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha pada masa depan.

Sedangkan sekitar 20 persen atau enam juta dolar AS akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Lalu, sekitar 16 persen atau 4,8 juta dolar AS digunakan penyertaan modal kepada Anoa. Adanya penyertaan dana tersebut diharapkan akan memperkuat struktur permodalan dan modal kerja di Anoa, sehingga mampu memberikan kontribusi secara konsolidasi dan stabilitas pendapatan perseroan selama sekitar 15 tahun ke depan.

Masa penawaran awal saham perusahaan dijadwalkan berlangsung pada 19 Agustus hingga 25 Agustus 2021, dengan perkiraan tanggal efektif pada 31 Agustus 2021. Sehingga, perkiraan penawaran umum akan berlangsung pada 2 hingga 6 September dan penjatahan pada 6 September. Sedangkan perkiraan penjatahan saham dan distribusi secara elektronik pada 7 September, kemudian pencatatan perdana saham atau listing diperkirakan pada 8 September 2021.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement