EKBIS.CO, SOLO -- Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo bersama pemangku kepentingan Ekonomi dan Keuangan Syariah (Eksyar) se-Solo Raya menyelenggarakan kegiatan Festival Syiar Ekonomi Syariah dan Pesantren (Syekaten) 2021.
Festival Syekaten diharapkan mendorong terwujudnya ekosistem ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi daerah. Festival Syekaten 2021 merupakan dukungan terhadap Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa di Surabaya pada Oktober 2021 dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta.
Festival Syekaten dilaksanakan mulai 30 Agustus hingga 6 September 2021. Festival ini terdiri atas Shariah Economic Forum dengan berbagai webinar, gelar wicara, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan penjajakan minat bisnis serta Sharia Fair dengan sejumlah perlombaan Eksyar.
Dalam Festival Syekaten 2021, BI Solo bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait. Di antaranya pemerintah daerah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Agama, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), Dewan Masjid Indonesia (DMI), akademisi dan lainnya.
Mengawali Festival Syekaten 2021, pada Senin (30/8) diselenggarkan kegiatan gelar wicara bertema "Peluang Produk Halal–UMKM Solo Raya Go Global". Tema tersebut selaras dengan Kota Solo sebagai kota budaya dan pusat kuliner.
"Solo memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah melalui pengembangan industri halal dan fesyen Muslim serta wisata ramah muslim," Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, seperti tertulis dalam siaran pers, baru-baru ini.
Selain itu, keberadaan UMKM di Solo Raya yang cukup besar diyakini dapat memberikan andil besar dalam pengembangan produk halal. Potensi ini harus dioptimalkan sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar untuk produk-produk halal baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Pemenuhan produk halal tersebut dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru," kata Nugroho.