“Pada semester I 2021, realisasi investasi di sektor manufaktur telah mencapai Rp 170 triliun. Diperkirakan terus meningkat seiring perbaikan beberapa indikator ekonomi dan komitmen dari para investor,” tuturnya.
Sedangkan dari sisi ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap capain nilai ekspor nasional masih mendominasi dan terus meningkat dari 108,6 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 127,4 miliar dolar AS pada 2019. Dalam kurun waktu tersebut, rata-rata nilai kontribusi ekspor sektor manufaktur berkisar pada angka 75 persen dari total ekspor nasional per tahun.
“Nilai kontribusi itu jauh lebih besar dari kontribusi ekspor manufaktur pada periode pemerintahan sebelumnya (tahun 2000 sampai 2014). Ini hanya menyentuh angka di bawah 70 persen dari total ekspor nasional,” kata Agus.
Bahkan, lanjutnya, kontribusi ekspor sektor industri manufaktur pada tahun pertama (2020) di masa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin mengalami kenaikan menjadi 131,1 miliar dolar AS, meski di tengah himpitan pandemi Covid-19. Nilai ekspor manufaktur ini merepresentasikan 80,3 persen ekspor nasional pada 2020 dan menghasilkan surplus neraca perdagangan sebesar 21,7 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan pun terus berlanjut hingga September 2021 sebesar 4,37 miliar dolar AS yang merupakan surplus selama 17 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020. Pada periode Januari sampai Agustus 2021, nilai ekspor sektor manufaktur telah mencapai 115,13 miliar dolar AS.
“Capaian sektor industri manufaktur di bidang investasi dan ekspor mengiringi kontribusi sektor industri manufaktur terhadap penerimaan negara dan kontribusi terhadap pembentukan PDB nasional. Ini terus meningkat dan merupakan tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya,” kata Menperin.