EKBIS.CO, JAKARTA— Masa pandemi telah mempercepat terjadinya transformasi digital berbagai aspek, sehingga terjadi perubahan perilaku masyarakat dan konsumen menuju ke pola hidup digital dalam berinteraksi dan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Hal ini mendorong dunia usaha untuk menyesuaikan diri untuk menggunakan teknologi digital baik dalam pelayanan ke konsumen maupun dalam proses perusahaan agar tetap bertahan dan berhasil lebih baik.
Melihat potensi tersebut, perusahaan bidang kecerdasan buatan/artificial intelligence Cybertrend dan Data Academy Nadia Alatas menilai transformasi digital tidak lepas dari perkembangan teknologi data science & artificial intelligence (AI).
Maka itu, PT Cybertrend Intrabuana menyelenggarakan acara bernama Cybertrend Data Summit 2021 yang mengusung judul Winning Back 2022 Through Leveraging Data Science & AI.
“Melalui Cybertrend Data Summit, kami berharap seluruh pelaku bisnis berbagai industri dapat lebih memahami pentingnya teknologi terutama era digital saat ini,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Ahad (31/10).
Menurutnya kondisi pandemi ini merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi agar masyarakat bisa menciptakan strategi yang inovatif dan lebih produktif. Selain itu, masyarakat juga akan mengerti bahwa peran data science dan AL memberikan pengaruh positif yang signifikan dapat berinteraksi dengan lebih dekat secara digital.
Sementara itu, sejumlah sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) di Tanah Air telah bertransformasi ke arah digitalisasi dalam proses produksinya. Penerapan teknologi industri 4.0 di kelompok sektor manufaktur tersebut, diyakini mampu mendongkrak kinerja dan daya saingnya.
“Kami terus mendorong sektor IKFT di Indonesia agar bisa memanfaatkan teknologi industri 4.0. Hal itu demi mendukung proses produksinya sehingga bisa menghasilkan berbagai produk yang berkualitas secara lebih efisien,” kata Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam di Jakarta, Ahad (31/10).
Pada acara Business Forum Expo 2020 Dubai, Dirjen IKFT menyebutkan, beberapa perusahaan di sektor IKFT telah mengimplementasikan digitalisasi berupa internet of things, artificial intelligence, cloud technology, nano technology, blockchain technology, dan telemedicine.
“Kami akan mengarahkan sektor IKFT untuk segera mengadopsi teknologi industri 4.0 tanpa mengurangi tenaga kerja. Artinya, penggunaan teknologi yang akan didorong adalah yang dapat memecahkan bottleneck dalam proses produksi,” jelas dia.
Menurut Khayam, kemampuan sektor IKFT dalam implementasi industri 4.0 tidak perlu diragukan lagi. Hal ini tercemin dari semakin banyaknya sektor IKFT yang berpartisipasi pada assessment program Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Kegiatan yang diinisiasi Kemenperin ini untuk mengukur kesiapan perusahaan manufaktur di Indonesia dalam menerapkan teknologi industri 4.0.