Rabu 10 Nov 2021 20:11 WIB

Anies Sebut Alhamdulillah Melandai, Kemenkes: Belum Berakhir

Dinas Kesehatan DKI sebut ada penambahan sekitar 36 kasus Covid-19 di Jakarta.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, saat memberikan apresiasi kepada tim pemulasaraan jenazah Covid-19, Rabu (22/9).
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, saat memberikan apresiasi kepada tim pemulasaraan jenazah Covid-19, Rabu (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, selama hampir dua tahun ini di Jakarta, banyak pribadi yang mementingkan keperluan orang banyak. Mereka, kata dia, juga berhak diberikan gelar pahlawan karena perannya membantu mengupayakan kesehatan orang lain.

“Pandemi Alhamdulilah hari ini sudah melandai, mudah-mudahan mereda dan tidak ada lonjakan lagi,” kata Anies dalam memimpin upacara Hari Pahlawan, Rabu (10/11).

Baca Juga

Kendati demikian, kata dia, situasi serupa masih akan tetap ditemui ke depannya. Termasuk, lanjut Anies, juga orang yang menyalahgunakan keperluan umum, mulai dari penyelundup tabung oksigen, jual beli obat, hingga menampung dan menimbun obat.

“Mereka adalah orang-orang yang bukan saja pahlawan tapi mereka adalah pengkhianat bangsa. Kita ditunjukkan pada 1,5 tahun ini, mana yang patut dicontoh, dan mana yang tidak patut dicontoh dan terhina,” lanjut dia.

Menurut Anies, dalam 20 tahun ke depan, saat orang-orang mulai menengok ke kondisi pandemi saat ini, akan menjadi pengingat bagi banyak relawan yang menceritakan kisah kepahlawanannya. Dia mengatakan, hal itu yang tidak akan pernah didapat para pengkhianat bangsa saat pandemi.

“Mereka yang tertangkap karena melakukan manipulasi mereka yang memanfaatkan ini sebagai kesempatan ekonomi, 20 tahun lagi mereka akan mencari cara menyembunyikan catatan-catatan itu semua,” tuturnya.

Anies menegaskan, pahlawan saat ini bukan hanya masa lalu, melainkan juga masa kini dan masa depan. Menurut dia, hal ini yang harus ditegaskan saat memperingati Hari Pahlawan. “Jadilah masing-masing kita pahlawan untuk memilih mementingkan orang banyak di atas kepentingan pribadi,” tutupnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan, pada Rabu (10/11) ada sekitar 17.374 spesimen PCR yang dites. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 95 hasil positif dan 17.279 negatif.

Dikatakan dia, di waktu yang sama ada penambahan sekitar 36 kasus Covid-19 di Jakarta, sehingga menambah kasus aktif di DKI menjadi 806 orang. Oleh sebab itu, pihak dia meminta masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Lebih lanjut, Dwi juga menyampaikan, tes PCR Jakarta selalu melampaui target dan standar WHO setiap pekannya. "Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam sepekan terakhir ada 119.133 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 665.740 per sejuta penduduk," kata Dwi.

Dia mengingatkan, dengan adanya penambahan kasus tadi, hingga kini secara total kasus di Jakarta sebanyak 862.465 kasus. Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 848.093 dengan tingkat kesembuhan 98,3 persen, dan total 13.566 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3,4 persen.

Dijelaskan dia, untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 0,5 persen. Sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 12,2 persen.

Khusus vaksinasi di DKI, proses vaksinasi juga masih terus berlangsung. Untuk Vaksinasi Program, total dosis 1 saat ini di DKI sebanyak 10.979.590 orang (122,8 persen), dengan proporsi 67 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 33 persen warga KTP Non DKI.

Jumlah yang divaksin dosis 1 hingga Rabu (10/11) sebanyak 9.132 orang. Sedangkan, total dosis 2 kini mencapai 8.604.578 orang (96,2 persen), dengan proporsi 70 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 30 persen warga KTP Non DKI. Jumlah yang divaksin dosis 2 hari ini sebanyak 22.152 orang.

Belum Berakhir

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan, pandemi Covid-19 belum berakhir meski kasusnya sudah melandai. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama berbagai pihak termasuk masyarakat untuk menekan kasus Covid-19, termasuk tetap lakukan protokol kesehatan (prokes).

Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Diono Susilo mengatakan, menurunnya angka kesakitan masyarakat terpapar Covid-19 tentunya belum menjadi jaminan bahwa masyarakat bisa bebas melakukan perbuatan sesuka hati.

"Tetap sesuai arahan presiden Joko Widodo maupun pemerintah dan masyarakat sudah memahaminya yaitu menjaga prokes. Kami harus mengingatkan lagi bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir," ujar Diono.

Ia mengakui memang betul ada penurunan kasus Covid-19 tetapi butuh kerja sama semua pihak, baik dari unsur pemerintah maupun juga dari masyarakat untuk mengantisipasi kasus Covid-19. Pihaknya meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5 M dimanapun dan apapun.

Diharapkan upaya ini mempercepat eliminasi ledakan kasus Covid-19 atau menghindari kejadian lonjakan kasus Covid-19 di masa lalu terulang. Namun, dia menambahkan, penurunan kasus Covid-19 bukan hanya dikarenakan masyarakat yang mematuhi aturan melainkan juga cakupan program vaksinasi juga sudah cukup tinggi.

Sementara itu, ia menyebutkan peran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentunya  melakukan sosialisasi termasuk dalam penanganan Covid-19.  Ia menambahkan, Kemenkes juga akan terus menerus melakukan sosialisasi terkait gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dan pola hidup sehat.

Selain itu Kemenkes meminta seluruh kementerian yang ada akan bersama-sama dengan masyarakat untuk sama-sama menyiapkan memiliki persepsi yang sama bahwa menjaga prokes menjadi kunci keselamatan.

"Kalau kita selamat, ekonomi juga jadi selamat. Kalau kita tak sehat, ekonomi juga tidak sehat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement