EKBIS.CO, JAKARTA -- Penggabungan PT Perikanan Indonesia (Persero) dan PT Perikanan Nusantara (Persero) menjadi kekuatan baru untuk menggenjot ekspor perikanan ke mancanegara. Hal ini merupakan kontribusi BUMN Perikanan setelah merger.
PT Perikanan Indonesia (Persero) atau PT Perindo mengekspor whole octopus atau gurita utuh ke dua negara tujuan yaitu Jepang dan Amerika Serikat (AS). Ekspor ini dilakukan melalui dua kantor cabang PT Perindo yakni dari Cabang Belawan ke Jepang dan dari Cabang Makassar ke Amerika Serikat. Keduanya ditempuh melalui jalur laut ke masing-masing negara tujuan.
Direktur Utama Perindo Sigit Muhartono mengatakan perseroan melakukan dua ekspor produk laut yang sama namun dengan dua negara tujuan yang berbeda. Sigit menyebut octopus atau gurita masih diburu dan kian diminati di mancangara.
Sigit menyebut pelepasan ekspor ke Jepang dilakukan pada 13 Desember, sedangkan ekspor ke AS dilepas pada Kamis (16/12).
"Kami mengekspor dua jenis octopus yaitu Yucatan Type Octopus dan Ball Type Octopus. Gurita ini asli hasil tangkapan nelayan langsung di perairan Simeulue Aceh, perairan Sinjai, perairan Bulukumba dan perairan Selayar di Sulawesi," ujar Sigit.
Sigit mengungkapkan Perindo memberangkatkan dua kontainer gurita dengan total kapasitas 43 ton dari Makassar ke AS. Ia menyebut hal ini merupakan kontainer ke-11 yang diekspor ke Negeri Paman Sam sepanjang 2021.
Sementara itu, ucap Sigit, ekspor gurita ke Negeri Sakura sebanyak satu kontainer yang berkapasitas 15 ton. "Proses Ekspor ini akan berlanjut atau kontinyu setiap bulan hingga 2022," ungkap Sigit.
Direktur Operasional Perindo Sugi Purnoto menerangkan gurita asli perairan di Indonesia masih menjadi primadona sebagai komoditas ekspor.
"Kualitas gurita di Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni karena kami bermitra dengan nelayan yang menerapkan sistem One Day Fishing," ujar Sugi.
Kata Sugi, nelayan mitra PT Perikanan Indonesia di perairan Simeulue, Aceh; menerapkan One Day Fishing. Artinya, nelayan yang berangkat pagi akan membawa hasil tangkapan gurita pada sore hari untuk selanjutnya diproses sebagai komoditas ekspor oleh PT Perindo. Tak ayal, ungkap Sugi, kualitas gurita ini masih fresh dan kenyal meski sudah melalui perjalanan laut dari negara asal ke negara tujuan.
Sugi mendukung upaya nelayan yang harus naik kelas dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Apalagi mata pencaharian utama di sepanjang perairan Indonesia didominasi nelayan.
"Hal ini sesuai dengan amanah Menteri BUMN Erick Thohir untuk memajukan ketahanan pangan. Salah satunya di sektor perikanan dengan memberdayakan nelayan sebagai ujung tombak perikanan Indonesia yang didukung BUMN Perikanan sebagai off taker," kata Sugi.