Jumat 07 Jan 2022 21:34 WIB

Badai Covid-19 di Prancis Capai Puncaknya dalam 10 Hari

Rata-rata kasus baru selama tujuh hari naik di atas 200.000 untuk pertama kalinya.

Seorang warga negara asing (WNA) berada di loket lapor diri Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (7/1/2022).Pemerintah untuk sementara menutup pintu masuk bagi warga dari Afrika Selatan, Botswana, Norwegia, Prancis, Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho, Inggris dan Denmark dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 atau Omicron yang berlaku hari ini (7/1/2022).
Foto: ANTARA/FAUZAN
Seorang warga negara asing (WNA) berada di loket lapor diri Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (7/1/2022).Pemerintah untuk sementara menutup pintu masuk bagi warga dari Afrika Selatan, Botswana, Norwegia, Prancis, Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho, Inggris dan Denmark dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 atau Omicron yang berlaku hari ini (7/1/2022).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --  Gelombang COVID-19 yang melanda Prancis saat ini bisa mencapai puncaknya sampai sekitar 10 hari. Hal itu diungkap Profesor Alain Fischer, selaku penanggung jawab strategi vaksin Covid negara tersebut."Saya rasa kita akan berada di puncak gelombang baru saat ini," kata Fischer kepada LCI TV.

Ia menambahkan bahwa puncak tersebut bisa terjadi "terutama menjelang awal pekan kedua Januari, jadi jika kita menyelesaikannya, ini akan terjadi sekitar 10 hari."Prancis melaporkan 261.481 kasus baru pada Kamis (6/1), lebih kecil dari rekor 332.000 lebih pada Rabu (5/1).

Baca Juga

Namun, rata-rata kasus baru selama tujuh hari naik di atas 200.000 untuk pertama kalinya sejak awal krisis kesehatan melanda.Kementerian Kesehatan Prancis juga melaporkan 204 kematian baru, sehingga totalnya berjumlah 125.000 lebih kematian.

Presiden Prancis Emmanuel Macron percaya bahwa cukup banyak warga yang akan bersedia disuntik vaksin penguat (booster) COVID untuk mengurangi dampak pandemi.Dengan demikian, keadaan tersebut memungkinkan Macron untuk tidak memberlakukan pembatasan ketat yang baru terkait pencegahan COVID-19.

Sumber: Reuters

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement