EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejumlah saham emiten pelat merah cenderung mengalami penurunan kinerja sepanjang 2021. Analis menyebut, performa saham emiten pelat merah belum pulih seutuhnya dari dampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan data BUMN, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih terkoreksi sebesar 9,31 persen dalam satu tahun terakhir. Pada penutupan perdagangan bursa, Selasa (18/1), BBRI melemah sebesar 0,48 persen ke posisi 4.190.
Sejak awal tahun 2022, saham BBRI bergerak sideways dengan kecenderungan menguat. Meski demikian, dalam lima tahun terakhir, saham BBRI menghasilkan return paling tinggi diantara BUMN lainnya dengan pertumbuhan sebesar 75,31 persen.
Dari sisi kapitalisasi pasar, BBRI juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 20 persen menjadi Rp 622 triliun di akhir 2021 dari Rp 514 triliun pada 2020. Pertumbuhan kapitalisasi pasar BBRI ini terus terjadi hingga awal tahun 2022 yang menyentuh angka Rp 635 triliun.
Baca juga: BBRI Masih Jadi Juara Market Cap BUMN, Tumbuh 75 Persen Lima Tahun Terakhir
Sementara harga saham bank BUMN lainnya membukukan kenaikan meski di tengah tekanan pandemi. Dalam satu tahun terakhir, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah meningkat 4,69 persen dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 12,30 persen.
Kedua bank pelat merah ini juga mampu menghasilkan return maksimal dalam lima tahun terakhir yaitu masing-masing sebesar 31,22 persen dan 26,9 persen. Kepala Riset Praus Kapital, Alfred Nainggolan mengatakan kenaikan kinerja saham bank BUMN ini utamanya didukung oleh performa keuangan yang positif.
"Perolehan laba bersih bank BUMN juga terus meningkat per 30 September 2021 meskipun belum bisa pulih seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19. Laba bersih empat emiten bank BUMN mencatatkan kenaikan hingga 42 persen yoy," kata Alfred dikutip Rabu (19/1).
Berdasarkan kapitalisasi pasarnya, BMRI dan BBNI menempati posisi ketiga dan keempat setelah BBRI dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Keduanya mencatatkan peningkatan kapitalisasi pasar masing-masing sebesar 9 persen dan 5 persen menjadi Rp 328 triliun dan Rp 126 triliun.
Dari semua saham-saham emiten BUMN, TLKM mencatatkan peningkatan harga tertinggi dalam satu tahun terakhir yaitu sebesar 23,19 persen. Meski demikian, pergerakan harga saham TLKM lima tahun terakhir cukup flat dengan kenaikan hanya 7,32 persen.
Adapun besaran kapitalisasi pasar emiten infrastruktur telekomunikasi ini merupakan yang kedua terbesar setelah BBRI. Hingga 18 Januari 2022, kapitalisasi pasar TLKM sudah menyentuh angka Rp421 triliun.
Kinerja saham yang masih jauh tertinggal dibanding emiten BUMN lainnya yaitu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Dalam setahun terakhir, harga saham SMGR mengalami koreksi sebesar 46,84 persen. Kapitalisasi pasar SMGR pun tergerus menjadi sebesar Rp43 triliun pada 2021 dibandingkan Rp74 triliun pada 2020.