Pupuk Indonesia Selamatkan Petani Bawang dari Penyakit 'Inul'

Bisnis  
Kepala Dinas Pertanian Kab. Cirebon, Asep Pamungkas (kiri), bersama petani bawang H. Kardah (tengah) dan Veronika Trisna Sukmawati, VP Pengendalian Operasi Pemasaran  Wilayah Barat, Pupuk Indonesia (Persero) saat panen bawang di Cirebon (dok. PKC)
Kepala Dinas Pertanian Kab. Cirebon, Asep Pamungkas (kiri), bersama petani bawang H. Kardah (tengah) dan Veronika Trisna Sukmawati, VP Pengendalian Operasi Pemasaran Wilayah Barat, Pupuk Indonesia (Persero) saat panen bawang di Cirebon (dok. PKC)

CIREBON -- Musim tanam saat curah hujan tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi petani bawang merah. Komoditas tanaman itu kerap diserang jamur fusariu hingga bisa menyebabkan gagal panen.

Namun, hal itu tidak terjadi pada tanaman bawang merah milik H Kardah, di Desa Silih Asih, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon. Tanaman bawang merah di lahannya tidak terpengaruh jamur fusarium, bahkan bisa melewati musim hujan dan menghasilkan panen dengan baik.

Sebab, Kardah mengaplikasikan sistem pemupukan berimbang dari Pupuk Indonesia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sejak awal Januari 2022, Kardah mengikuti demplot dan mengaplikasikan pupuk organik, urea, NPK dan NKP cair baik subsidi dan non subsidi.

‘’Dengan pemupukan berimbang, hasil panen sangat baik. Umbinya tumbuh cukup besar dan ada kenaikan panen,’’ kata VP Pengendalian Operasi Pemasaran Wilayah Barat, Pupuk Indonesia (Persero), Veronika Trisna Sukmawati, usai panen bawang dengan petani, Jumat (4/3/2022).

Veronika berharap, keberhasilan demplot di lahan milik Kardah itu bisa dirasakan pula oleh petani lainnya. Selain menghasilkan panen yang baik, pemupukan berimbang juga membuat bertani menjadi lebih hemat dan efisien.

‘’Karena tidak memupuk berlebihan, modal tanam lebih hemat, tapi hasilnya justru lebih baik,’’ tukas Veronika.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, mengungkapkan, sistem pemupukan berimbang Pupuk Indonesia berpotensi menghasilkan panen bawang hingga mencapai 1,5 ton dari luasan 650 meter persegi.

‘’Artinya, dalam satu hektare berpotensi menghasilkan panen hingga 24 ton. Padahal dengan cara lama, biasanya 15 ton. Itu menunjukkan sistem pemupukan berimbang bisa meningkatkan produktivitas,’’ kata Asep.

H Kardah (dok PKC)
H Kardah (dok PKC)

Sementara itu, Kardah menjelaskan, melalui pemupukan berimbang, demplot di lahannya bisa menghasilkan umbi bawang yang padat dan berat. Padahal lahannya kerap diguyur hujan lebat.

‘’Alhamdulillah, kombinasi pupuk subsidi dan non subsidi Pupuk Indonesia bisa membuat bawang merah tetap panen di musim hujan. Padahal biasanya, musim hujan adalah waktu yang dihindari petani untuk menanam bawang,’’ tutur Kardah.

Saat musim hujan, kelembaban tinggi, kerap muncul fungi atau jamur yang membuat daun bawang menjadi rebah.

‘’Petani di sini menyebutnya penyakit inul, karena menyebabkan daun bawang rebah dan seperti muter-muter,’’ terang Kardah.

Tanaman bawang merah (dok PKC) 
Tanaman bawang merah (dok PKC)

Soal penyakit 'inul', Kardah punya pengalaman pahit pada 2017. Saat musim hujan awal tahun, dia nekat menanam bawang merah di lahan seluas tiga hektare. Untuk modal tanamnya, dia merogoh kocek hingga Rp 500 juta.

Waktu itu, Kardah memaksakan menanam bawang merah ketika musim hujan dan memupuknya dengan pupuk impor. Harapannya, ketika bawang langka, dia bisa menjual bawangnya dengan harga tinggi.

Namun ternyata, bawang merah di lahan Kardah diserang penyakit inul. Dia pun mengalami gagal panen.

‘’Saat itu saya sempat down dan mulai tidak percaya pada pupuk impor,’’ cetus Kardah.

Sejak saat itu, Kardah mengaku trauma menanam bawang ketika musim hujan. Begitupun saat mengikuti demplot Pupuk Indonesia awal tahun ini.

‘’Saat ikut demplot ini deg-degan juga. Tapi melihat bawang tumbuh tegak, saya jadi lega,’’ tutur Kardah.

Kardah pun bisa tersenyum karena hasil panen yang baik saat ini. Tak hanya itu, harga bawangnya juga cukup tinggi. Di tingkat petani, harga bawang mencapai Rp 20 ribu per kilogram.

‘’Hasil panen ini tentu membahagiakan. Saya sarankan kepada para petani bawang untuk menggunakan produk buatan Pupuk Indonesia saja,’’ tandas Kardah. N lilis sri handayani

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image