EKBIS.CO, JAKARTA -- Proyek kripto Rari Capital dan Fei Protocol mengalami peretasan senilai 77 juta dolar AS atau setara Rp 1,116 triliun (kurs Rp 14.494 per dolar AS) setelah lima bulan merger. Akun Twitter yang belum diverifikasi untuk Fei Protocol mengatakan bahwa pihaknya mengetahui eksploitasi yang menargetkan beberapa kumpulan milik mitra gabungannya Rari Capital.
Cuitan itu diverifikasi oleh pendiri Fei Joey Santoro dalam sebuah posting ke server Discord proyek keuangan terdesentralisasi. "Kami telah mengidentifikasi akar masalahnya dan menghentikan semua pinjaman untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut," tulis Fei Potocol dalam akun Twitternya dikutip dari Bloomebrg, Sabtu (30/4/2022).
Fei menawarkan hadiah 10 juta dolar AS kepada peretas jika mereka mengembalikan dana pengguna yang tersisa. Sementara itu, peretas sudah mulai memindahkan aset kripto ke Tornado Cash, layanan yang memungkinkan pengguna untuk menutupi transaksi.
Kepala Teknis Perusahaan Keamanan Blockchain BlockSec Lei Wu mengatakan sekitar 5.400 token Ether telah ditransfer sejauh ini. Angka tersebut bernilai sekitar 15 juta dolar AS berdasarkan harga terkini.
Eksploitasi yang terbaru untuk menargetkan jaringan DeFi dirancang untuk memungkinkan pengguna melewati perantara tradisional untuk meminjam dan meminjamkan aset digital dengan fitur tambahan anonimitas. Pada Februari 2022, peretas menghasilkan crypto senilai 320 juta dolar AS setelah serangan terhadap Wormhole.
Protokol Fei berfokus pada pembuatan stablecoin algoritmik yang dipatok dengan nilai dolar AS dan dapat lebih mudah digunakan oleh organisasi otonom terdesentralisasi, atau DAO. Peretas menguras dana dari beberapa kumpulan Fuse dengan mengeksploitasi apa yang disebut kerentanan reentrancy.
Saat ini setiap sisa dana yang belum dieksploitasi pada Rari harus aman. Khususnya dari serangan lebih lanjut dan Fei harus tetap stabil karena terpisah dari Rari.