Di tengah sengitnya persaingan usaha pelaku startup, mereka perlu memahami cara menghadapinya. Hal ini bermanfaat untuk menjaga keberlangsungan dan eksistensi suatu produk yang dijual. Tak menutup kemungkinan, suatu perusahaan akan menawarkan barang atau jasa yang serupa. Oleh karena itu, pelaku startup harus mengembangkan strategi menghadapi persaingan tersebut.
Salah satu wadah startup yakni Nusa Mandiri Startup Center (NSC), yang memberikan fasilitas bagi mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) untuk membantu mengembangkan bisnis startup. Menurut, Siti Nurlela, Kepala NSC, saat ini adalah waktu yang tepat bagi generasi milenial dan Gen Z untuk terjun ke dunia startup dan siap untuk bersaing.
“Persaingan penting dalam dunia bisnis, karena bisa membantu pengusaha untuk berinovasi dan menyediakan produk dan layanan yang memenuhi persyaratan pasar sasaran. Namun, para pelaku startup, khususnya yang baru bergabung, harus dapat lebih menonjol dengan mengetahui pesaing dan pelanggan yang akan mereka tergetkan,” jelas Nurlelea dalam keterangan tertulis.
Hal ini menuntut para pelaku startup, untuk terus dapat mengembangkan strategi dalam menghadapi persaingan. Untuk dapat mengembangkan bisnis, pelaku startup dapat bersaing dengan pesaing lainnya. “Carilah mentor dan pendampingan startup yang sesuai dengan bisnis startup yang dipilih,” dia menyarankan.
Dia menyororkan 10 tips agar startup siap menghadapi persaingan:
1. Pahami peta persaingannya.
Lakukan riset mendalam tentang target pasar, untuk memahami pelanggan dan bisnis dengan produk dan layanan serupa. Pahami taktik marketing dari pesaing. Pelajari sudut unik yang mereka gunakan untuk menarik perhatian pelanggan, apa yang mereka lakukan dan tidak lakukan.
“Apa yang tidak dilakukan pesaing, kita bisa masuk dan coba mengisi celah pasar itu. Sebagai contoh, ikuti apa yang pernah dilakukan Xerox dan Canon di tahun 1980-an. Kedua perusahaan tersebut menawarkan mesin fotokopi, namun harga Canon sangat rendah karena menerapkan inovasi baru yang mengurangi biaya produksi. Oleh karena itu, Xerox mengikuti strategi ini dan mulai menawarkan mesin fotokopi dengan harga yang lebih rendah. Untuk alasan ini, riset pasar membantu Xerox memahami pesaingnya dan menyesuaikan market,” jelasnya.
2. Kenali pelanggan.
Sebagian besar pengusaha tidak memiliki data target pasar yang cukup. Sebab itu mereka tidak dapat menjalankan kampanye pemasaran yang efektif. Pelaku startup perlu memahami pola pembelian pelanggan. Kumpulkan informasi tambahan tentang target pasar, untuk menyempurnakan rencana pemasaran dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Di sisi lain, sebagian besar perusahaan mengabaikan kekuatan data, tetapi ini adalah informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan. Jadi, startup dapat menggunakan analisis Facebook untuk mempelajari pemicu kebiasaan pelanggan.
3. Jadikan produk dan layanan menonjol.
Bedakan produk yang dijual dengan produk pesaing, sehingga menganut unsur serupa tapi tak sama. Mulai dari unsur bahan baku, harga, kualitas, layanan dan nilai istimewa dari produk yang dijual dengan membandingkan produk dari pesaing.
4. Branding
Brand dapat secara efektif memperkuat pesan. Ini membantu perusahaan menonjol dan membuktikan pada pelanggan potensial, bahwa produk yang dijual memiliki solusi yang tepat. Branding memberi keunggulan kompetitif karena menempatkan bisnis di depan pesaing. Jadi, gunakan logo atau nama dan kemasan yang unik untuk produk yang akan kamu jual.
Lewat branding, memberi perusahaan berupa suara, citra unik, dan kepribadian yang membedakan dengan pesaing. Hal ini membantu pelanggan mengingat produk ketika mereka memiliki kebutuhan khusus. Misalnya, ketika memikirkan minuman ringan, Coca-Cola muncul dalam benak pelanggan. Ketika memikirkan platform media sosial yang terbersit yakni Facebook, Twitter, dan Instagram. Hal ini bisa dicontoh dengan memastikan branding produk agar melekat dan akrab bagi pelanggan.
5. Menargetkan pasar baru.
Perluas market ke area lain, setelah mengunci di pasar pertama. Saat memasuki pasar lain, maka perlu belajar bagaimana menghadapi pesaing baru. Misalnya, jika target sepeda motor kelompok berusia 20-30 tahun, uji dengan kelompok usia yang berbeda (misalnya di bawah 20-an). Dapat juga menargetkan wanita dengan produk ini. Pasar baru dapat mengembangkan bisnis lebih cepat dari tujuan saat ini. Namun, sebelum menerapkan strategi ini, pastikan perusahaan siap untuk pasar baru.
6. Pertahankan pelanggan yang sudah ada.
Memasuki pasar baru, bisa menjadi hal yang mengasyikkan karena dapat meningkatkan basis pasar, penjualan, dan pendapatan. Jadi, sebagian besar perusahaan melupakan pelanggan yang sudah ada, karena mereka yakin telah memenangkan hati pelanggan.
Di sisi lain, startup harus memperlakukan pelanggan baru dan yang sudah ada secara setara. Oleh karena itu, perusahaan tidak boleh melupakan pelanggan setia ketika mendiversifikasi pilihan pasar. Ini berarti bahwa pelaku startup harus terus meningkatkan pasar dan mempertahankan pelanggan setia.
7. Manfaatkan peluang kemitraan.
Ada beberapa peluang untuk kolaborasi dalam lingkungan bisnis karena beberapa pengusaha mencari pasar atau demografi baru. Dengan begitu, pelaku startup dapat melawan persaingan dengan bermitra dengan merek-merek besar yang sudah mapan di pasar dengan pangsa pasar yang besar.
Namun, ada baiknya untuk mempertimbangkan kebutuhan perusahaan sebelum menjalin kemitraan. Belajar dari kemitraan 2001 antara Starbucks dan Earthwatch. Tujuan utama dari kolaborasi ini adalah untuk membantu Starbucks meningkatkan keterlibatan karyawan, pada penelitian ilmiah dipaparkan bahwa kolaborasi ini untuk membantu perusahaan mengembangkan metode kopi yang etis. Di sisi lain, Earthwatch ingin menyebarkan sains dan praktik berkelanjutan.
8. Investasikan dalam tim yang solid.
Selain produk, karyawan adalah aset terbesar yang perlu perusahaan jaga. Jadi, meskipun produk sudah tepat, tanpa dukungan tim, pesaing akan selalu mendominasi pasar. Jaga tim supaya tetap termotivasi dan puas, agar mereka tetap produktif. Selain itu, melibatkan karyawan dalam mengembangkan produk dan membuat keputusan bisa menjadi solusi.
9. Inovasi berkelanjutan.
Tetap terdepan dalam persaingan, dengan teknologi modern. Biarkan tim menjadi kreatif dan inovatif untuk menciptakan cara baru dalam memasarkan produk di pasar sasaran. Hal ini akan membuat pelanggan tertarik dengan produk perusahaan. Masukkan inovasi kedalam kebijakan perusahaan dan selaraskan budaya.
10. Terlibat dalam inisiatif komunitas.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial, akan membantu perusahaan mengembangkan strategi bisnis yang kompetitif. Kegiatan dan inisiatif, akan membantu membangun hubungan nyata di lokasi bisnis. Dari mulut ke mulut, menjadi salah satu cara termurah dan paling efektif untuk mengiklankan bisnis. Jadi, dapat melawan persaingan pasar dengan tetap aktif dan terkenal secara lokal.
Itulah, 10 tips yang dapat membantu pelaku startup dalam membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan baru yang sudah ada dan membantu mereka tetap setia. Tips di atas dapat ditiru untuk dijalakan bagi startup yang sedang membangun atau menjalankan usaha baru. Selain dapat mempelajari dari tips-tips dan pengalaman orang lain, pelaku startup juga dapat bergabung dalam wadah-wadah pembinaan startup.
Swa.co.id