EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengajar Analisis Risiko Pemasukan Hewan dan Produk Hewan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Denny W Lukman mengatakan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bisa dikendalikan secara terukur apabila semua orang memiliki peran yang sama terhadap pengawasan hewan di masing-masing daerahnya.
"Sebenernya dalam undang undang juga sudah tertulis, dimana setiap orang yang mengetahui adanya hewan penular wajib melaporkannya," ujar Denny, Selasa (24/5/2022), seperti dalam siaran persnya.
Menurut Denny, masyarakat wajib menjaga situasi agar tetap kondusif jelang Idul Adha. Misalnya tidak memperkeruh suasana dengan menyebarkan informasi bohong dan meresahkan soal PMK. Sebaliknya, masyarakat harus menjaga kondisi yang ada agar tetap terkendali.
"Masyarakat harus menjaga juga agar kita tidak larut dalam kepanikan dan tetap kita harus waspada. Terutama kepada pengangkut ternak pedagang ternak dan peternak. Maka itu dalam situasi seperti ini saya berharap hewan yang ada tidak dilalulintaskan," katanya.
Denny mengaku sejauh ini dirinya memiliki perhatian besar terhadap pembuatan vaksin nasional. Menurutnya pembuatan vaksin dalam negeri harus didukung bersama untuk kemajuan peternakan Indonesia.
"Kalau diproduksi sesuai dengan prosedur dan cara produksi yang baik sesuai yang ditetapkan oleh kementan, saya percaya vaksinnya akan baik. Apalagi nanti kan melalui proses uji di BBPMSOH (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan)," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) secara aktif terus melakukan pengawasan lalu lintas hewan yang masuk maupun keluar melalui Pintu-pintu pelabuhan. Salah satunya di pelabuhan Merak Cilegon, Banten. Di sana, Badan Karantina Pertanian bersama jajaran Polri melakukan pengecekan terhadap semua hewan baik yang datang dari Pulau Sumatera maupun yang keluar dari Pulau Jawa.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan bahwa pengawasan yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Bahkan fungsi teknis yang lainnya sudah berjalan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
"Di Cilegon kita melakukan pemeriksaan secara maksimal yang dibantu oleh dokter hewan, sehingga tidak boleh ada kontaminasi dari PMK yang bisa kita abaikan. Bahkan sampel darah dan pemeriksaan lab bisa kita maksimalkan di tempat ini," ujar Mentan.
Pemeriksaan berikutnya kata Mentan, semua hewan yang masuk ke pulau Jawa harus melalui pemeriksaan, dimana semua mobil yang mengangkut hewan terlebih dulu dilakukan desinfeksi. Kalaupun ada hewan yang bermasalah, maka Kementan telah menyiapkan tempat instalasi karantina hewan.
"Oleh karena itu, saya yakin menghadapi Idul Kurban besok akan lebih ketat lagi tetapi tidak membuat tambah ribet dah tambah susah. Tetapi sampai dengan instalasi karantina untuk menyembuhkan kita memilik back up yang cukup. Saat ini karantina seluruh Indonesia siaga 1 sampai 14 hari kedepan untuk memutus virus yang bisa berkembang lebih jauh," ujarnya.