EKBIS.CO, JAKARTA -- Salah satu produk unggulan PT Dahana (Persero) adalah Non Electric Detonator dengan brand Dayadet yang diproduksi di Subang, Jawa Barat. Direktur Operasi Dahana Bambang Agung mengatakan, dengan teknologi yang andal, Dayadet memiliki performa yang sangat baik untuk operasi peledakan open pit atau pun underground, kuari, dan pekerjaan sipil.
Hal ini disampaikan Bambang di sela-sela kunjungan PT African Explosives Limited (AEL) Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal di kampus Dahana, Subang, Jawa Barat, Senin (23/5/2022).
"Keandalan produk ini disebabkan oleh kekuatan yang tinggi dengan penundaan waktu piroteknik yang akurat dan presisi untuk tambahan pilihan delay atau di antara pola peledakan," ujar Bambang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Menurut Bambang, dengan fasilitas lengkap yang dimiliki Energetic Material Center (EMC), Dahana terus melakukan inovasi produk yang didukung oleh teknologi dan tenaga terampil berpengalaman. Saat ini Dahana menyediakan Dayadet yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, terdapat enam tabung blok yang diberi warna sesuai dengan waktu tunda yang dibutuhkan.
"Kami terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan Dahana," lanjut Bambang.
Bambang mengatakan, kunjungan PT AEL Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal merupakan bentuk penguatan kerja sama antar perusahaan. Bambang menyampaikan, kedua perusahaan tersebut merupakan pelanggan yang mempercayakan layanan produk bahan peledak Dahana dalam kegiatan pertambangannya.
"Hingga kini, Dayadet Non-Electric Detonator telah dipercaya berbagai perusahaan pertambangan yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan menjadi salah satu produk yang menjadi komoditas ekspor, seperti Johnex Explosives Australia," lanjut Bambang.
Menurut Bambang, kustomisasi produk yang disesuaikan dengan waktu peledakan menjadi salah satu keunggulan dari produk Dayadet.
Selain itu, sambung Bambang, Dahana juga telah memproduksi Elemented Detonator secara mandiri dan mampu meningkatkan Tingkatan Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Hal ini dilakukan pascaperesmian pabrik Elemented Detonator oleh Presiden Joko Widodo dalam rangkaian peresmian holding BUMN pertahanan atau Defend ID pada 20 April di Surabaya.
"Kepemilikan pabrik secara mandiri juga mampu mengurangi impor di industri bahan peledak, sehingga dapat meningkatkan pemasukan bagi perusahaan kiblat bahan peledak nasional tersebut dan tentu meningkatkan perekonomian Indonesia," kata Bambang.