EKBIS.CO, JAKARTA - Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto mengapresiasi kolaborasi kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) dengan kementerian dan lembaga lain dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan. Kolaborasi yang baik ini berkontribusi membuat inflasi Indonesia tetap terjaga dan relatif terbaik di dunia.
"Kita harus berterima kasih kepada Kementan dan Kemendag. Keduanya luar biasa menjaga ketersediaan dan harga pangan," ujar Andi dalam Pra Rakernas Partai Nasdem, Rabu (8/6/2022).
Adapun mengenai kerawanan pangan, menurut Andi, posisi Indonesia sudah sangat luar biasa karena mampu menjaga inflasi terbaik di dunia. Dibandingkan negara lain, Indonesia survive dan bisa menumbuhkan ekonominya secara baik. "Inflasi kita terbaik di dunia, harga terkendali dan ketersediaan aman," katanya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam memperbaiki ekonomi nasional sehingga tetap tumbuh dan tangguh. "Penting sekali untuk kita mengatakan bahwa Indonesia itu hebat. Dan ini harus diceritakan kepada masyarakat, karena apa yang sudah dicapai pemerintah dan dilakukan DPR secara gotong royong telah merubah keadaan kita hari ini, ini luar biasa," ungkap Arsjad.
Mengenai hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam menopang berbagai aspek. Termasuk aspek ekonomi maupun pembukaan lapangan kerja hingga berjuta-juta.
"Karena itu strategi pembangunan pertanian harus mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing berkelanjutan. Kita sudah memiliki cara bertindak. Di antaranya peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern, dan gerakan tiga kali ekspor (gratieks)," katanya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebut Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor lima di dunia. Artinya percepatan ekonomi nasional mencapai 5,7 persen.
"Karena itu menurut saya ada beberapa hal yang musti kita pacu. Yang pertama kita bikin iklim investasi kita selalu menjadi yang terbaik, yang kedua industrilisasi harus mencapai 29 persen pada tahun 2045, dan yang ketiga pertumbuhan ekspor kita harus tumbuh baik," jelas Lutfi.