EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia mempunyai visi menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka dunia. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, demi meraih itu, harus dilakukan dua cara. Yakni penguatan Program Ekonomi dan Keuangan Syariah, serta melakukan Bauran Kebijakan Ekonomi Syariah untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing usaha, pembiayaan syariah UMKM dan sektor prioritas, dan peningkatan literasi ekonomi syariah.
Pemerintah, jelas Susiwijono, mempunyai komitmen dan sedang menyiapkan beberapa kebijakan dan program terbaru terkait ekonomi syariah. Terutama bagi Kemenko Perekonomian yang diberikan amanah mengoordinasikan kebijakan di sektor riil, misalnya tentang industri halal.
"Program-program ke depan melihat potensi yang ada, juga kesungguhan semua kementerian/lembaga terkait ekonomi syariah, dan kesiapan infrastruktur negara kita. Maka harapannya Indonesia akan mampu jadi pusat ekonomi dan keuangan syariah terbesar di dunia," kata Susiwijono dalam keterangan tulis, Senin (27/6/2022).
Susiwijono melanjutkan, pemerintah sedang mendorong pengembangan beberapa Kawasan Industri Halal (KIH), misalnya Halal Modern Valley di Cikande, KIH Safe & Lock Sidoarjo dan KIH Bintan Inti Halal Hub. Pada 2022 ini, sedang diusulkan pemberian insentif bagi pelaku industri halal. Kemudian pembentukan KIH bekerja sama dengan halal park luar negeri, serta mengembangkan SDM dan riset kebutuhan industri halal.
Selanjutnya, pada 2023 akan diintegrasikan ekonomi digital dan pemanfaatan jasa keuangan syariah. Lalu pada 2024 disiapkan Global Halal Hub Indonesia, lalu ditargetkan KIH akan masuk dalam peringkat Global Islamic Economy Indicator, dan akan dilakukan juga analisis dampak KIH melalui penghitungan Indeks Kesejahteraan Masyarakat.