Sabtu 09 Jul 2022 13:14 WIB

BRIN Apresiasi Kebijakan KUR Erick yang Dorong Penyerapan Hingga 32,1 Juta Lapangan Kerja

Komitmen Menteri BUMN Erick Thohir tingkatkan lapangan kerja mendapat apresiasi BRIN

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Christiyaningsih
Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/7/2022). Komitmen Menteri BUMN Erick Thohir tingkatkan lapangan kerja mendapat apresiasi BRIN.
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/7/2022). Komitmen Menteri BUMN Erick Thohir tingkatkan lapangan kerja mendapat apresiasi BRIN.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Komitmen Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam meningkatkan pembukaan lapangan kerja mendapat apresiasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). BRIN dalam risetnya bertajuk "Dampak Ekonomi dan Sosial Penyaluran KUR di Masa Pandemi" memperkirakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) melalui BRI memiliki kontribusi besar dalam menyerap 32,1 juta lapangan kerja.

"Alhamdulillah kalau upaya kita membuka lapangan kerja mendapat apresiasi dari BRIN. Ini tentu merupakan kolaborasi dari banyak pihak yang membantu BUMN untuk terus berkontribusi nyata dalam perekonomian bangsa," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (9/7/2022).

Baca Juga

Erick mengatakan dia terus mendorong nasabah segmen super mikro, mikro, dan kecil BRI yang saat ini sebanyak 10,7 juta nasabah dapat meningkat hingga 32,1 juta nasabah. Erick menyampaikan BRI telah berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 104,5 triliun untuk 2,7 juta pelaku UMKM pada periode Januari hingga Mei 2022 atau 41,12 persen dari target breakdown pemerintah di tahun ini (Januari-Mei) yang sebesar Rp 254,1 triliun kepada BRI.

"Tentu kita tidak boleh berpuas diri, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi pembiayaan kepada UMKM yang akan berdampak langsung pada peningkatan lapangan kerja baru," ucap Erick.

Menurutnya porsi pembiayaan untuk UMKM di Indonesia baru sekitar 20 persen atau masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga. Singapura, kata Erick, sudah sebesar 39 persen, Malaysia dan Thailand sebesar 50 persen, atau dengan Jepang yang mencapai 65 persen dan Korea Selatan dengan 80 persen. Dia menyebut hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan pembiayaan perbankan untuk sektor UMKM mencapai 30 persen pada 2024 dan terus meningkat hingga 50 persen.

"Bapak presiden beberapa kali menekankan pentingnya keberpihakan terhadap UMKM yang menjadi keharusan, targetnya saat ini 30 persen dahulu. Hal ini karena 52 persen dari 57 juta UMKM belum memiliki akses pembiayaan formal," kata Erick.

Untuk itu, Erick meminta holding BUMN ultramikro yang digawangi BRI, PNM, dan Pegadaian untuk tidak sekadar membantu pembiayaan. Mereka juga diminta mendampingi pelaku UMKM agar mampu beradaptasi dengan perubahan model bisnis pasca-pandemi.

Pasalnya, hanya 12,5 persen UMKM yang tidak terdampak pandemi lantaran mampu memanfaatkan digitalisasi dalam menjual produk. Sementara 87,5 persen UMKM lainnya mengalami tekanan besar akibat pandemi. Erick telah meminta holding ultramikro memberikan kemudahan dan kecepatan layanan dalam membantu para pelaku UMKM yang terdampak pandemi melalui sinergi co-location dengan akses bunga lebih rendah dan pelayanan yang lebih baik. 

"Kita harapkan upaya ini dapat  membawa pelaku UMKM semakin naik kelas dan bisa bisa bersaing dengan baik di dalam maupun dengan negara tetangga. Kenaikan jumlah dana KUR dengan sendirinya akan semakin banyak menyerap tenaga kerja," kata Erick.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement