EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan realisasi pembiayaan investasi sejak Januari hingga Juli 2022 telah mencapai Rp 50 triliun. Jumlah tersebut naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 48,3 triliun.
"Pemerintah membayar dana investasi ini yang tidak habis dipakai dan biasanya akan tetap terjaga dan terakumulasi," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: APBN KITA Agustus 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Ia memerinci dana tersebut diberikan kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar Rp 20 triliun, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rp 20 triliun, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Rp 9 triliun, serta Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Rp 1 triliun.
Untuk LPDP, sejak 2013 sampai dengan 31 Juli 2022, pendanaan telah diberikan kepada 117.209 penerima, yang terdiri dari 32.836 penerima Program Native LPDP serta 84.383 penerima Program Kolaborasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Selanjutnya sampai akhir tahun ini, LPDP juga akan mengirim sebanyak 17.621 peserta yang terdiri dari 2.954 peserta Program Native LPDP serta 14.667 penerima Program Kolaborasi. Selain beasiswa, LPDP juga telah mendanai 1.671 proyek riset.
"Beasiswa LPDP ini program yang sangat besar dan kami berharap penerimanya akan menjadi manusia-manusia Indonesia yang mampu membangun Indonesia dengan percaya diri dan dengan kualitas yang tidak kurang atau tidak lebih buruk dari negara-negara yang lebih maju dari kita," tuturnya.
Sri Mulyani melanjutkan, pembiayaan investasi kepada LMAN diberikan untuk membiayai program-program nasional yaitu Proyek Strategis Nasional (PSN), yang biasanya untuk membeli tanah yang nantinya akan masuk di dalam neraca aset negara.
Adapun realisasi pendanaan lahan PSN sejak Januari hingga Juli 2022 tercatat sebesar Rp 7,32 triliun untuk PSN pada jalan tol, bendungan, kereta api, pelabuhan, irigasi, dan air baku. Sejak 2016-2022, realisasi pendanaan lahan atas 104 PSN mencapai Rp 96,94 triliun.
Kemudian pembiayaan investasi melalui FLPP diberikan untuk pencairan FLPP per 31 Juli 2022 sebanyak 116.155 unit senilai Rp 12,9 triliun. Dengan demikian total realisasi FLPP tahun 2010 sampai Juli 2022 sebanyak 1,05 juta unit sebesar Rp 88,08 triliun.
Terakhir, sambung dia, pembiayaan investasi kepada LDKPI diberikan untuk penyaluran hibah kepada pemerintah atau lembaga asing untuk bantuan kemanusiaan maupun penanganan Covid-19 di negara kawasan Asia dan Afrika sebesar Rp 32,02 miliar.
"Sekarang Indonesia merupakan negara besar di dalam G20, di dalam G20 juga banyak negara-negara yang sering terkena musibah kemudian membutuhkan bantuan Indonesia," ungkapnya.