Senin 15 Aug 2022 21:10 WIB

Pengaruhi Kinerja Perdagangan, BPS Minta Konflik China-Taiwan Diwaspadai

China dan Taiwan adalah eksportir utama untuk komponen elektronik global.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Logo BPS. Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan, Indonesia perlu mewaspadai ketegangan geopolitik China dan Taiwan yang sedang terjadi. Komdisi itu dinilai bisa memengaruhi kinerja perdagangan.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Logo BPS. Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan, Indonesia perlu mewaspadai ketegangan geopolitik China dan Taiwan yang sedang terjadi. Komdisi itu dinilai bisa memengaruhi kinerja perdagangan.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan, Indonesia perlu mewaspadai ketegangan geopolitik China dan Taiwan yang sedang terjadi. Komdisi itu dinilai bisa memengaruhi kinerja perdagangan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi Dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto mengatakan, China merupakan mitra dagang strategis Indonesia. Kontribusinya terhadap ekspor maupun impor, di atas 20 persen dari total ekspor dan impor Indonesia.

Baca Juga

Data BPS pun menyebutkan, ekspor Indonesia ke Taiwan pun meningkat. "Terkait dengan China dan Taiwan, kita ketahui China dan Taiwan adalah eksportir utama untuk komponen elektronik dunia," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/8/2022).

Adapun China merupakan eksportir untuk komoditas sirkuit elektronik terpadu atau integrated circuits terbesar kedua di dunia dan eksportir komputer terbesar utama di dunia. Termasuk bagian-bagian mesin kantor (office machine parts).

Sedangkan Taiwan, merupakan eksportir integrated circuits terbesar pertama di dunia dan eksportir office machine parts terbesar keempat di dunia. "Jadi, terkait dengan catatan geopolitik ini, China dan Taiwan menjadi sangat strategis bagi perdagangan internasional indonesia," tegas Setianto.

BPS merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juli 2022. Disebutkan, nilai ekspor pada bulan lalu sebesar 25,57 miliar dolar AS. Angka itu Naik 32,02 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Setianto menambahkan, Indonesia juga mewaspadai windfall komoditas yang menjadi andalan ekspor nasional. Hal itu karena, harga komoditas global terpantau mengalami penurunan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement