Kamis 29 Dec 2022 17:28 WIB

Menparekraf: Komunikasi di Sektor Pariwisata Perlu Dibenahi

Kemenparekraf memaparkan berbagai capaian sektornya yang melampaui target 2022

Rep: wahyu suryana/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan peningkatan atas nilai devisa pariwisata, kontribusi PDB pariwisata, ekspor Ekraf, angka wisman dan wisnus. Kemudian, nilai tambah ekonomi kreatif dan jumlah kerja tenaga parekraf.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan peningkatan atas nilai devisa pariwisata, kontribusi PDB pariwisata, ekspor Ekraf, angka wisman dan wisnus. Kemudian, nilai tambah ekonomi kreatif dan jumlah kerja tenaga parekraf.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menparekraf, Sandiaga Uno, menyampaikan peningkatan atas nilai devisa pariwisata, kontribusi PDB pariwisata, ekspor Ekraf, angka wisman dan wisnus. Kemudian, nilai tambah ekonomi kreatif dan jumlah kerja tenaga parekraf.

Kemenparekraf memaparkan berbagai capaian sektornya yang melampaui target 2022 dan menargetkan target berkali lipat pada 2023. Data BPS Oktober 2022, kunjungan wisman sudah mencapai 3,92 juta dan pergerakan wisnus sudah mencapai 633 juta.

Baca Juga

Sisi ekonomi kreatif, ekspor USD 24,79 miliar atau meningkat 3,8 persen dengan nilai tambah Rp 1,236 triliun. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengapresiasi berbagai capaian sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.

Namun, Hetifah memberikan beberapa catatan evaluasi yang perlu diperhatikan sektor parekraf Indonesia seperti kasus polemik tiket dan izin masuk Komodo dan Candi Borobudur. Pertama, ketidakpastian harga tiket mempengaruhi minat wisman.

Bahkan, banyak yang membatalkan perjalanan ke Labuan Bajo dan Candi Borobudur. Hal ini dianggap merugikan pelaku usaha lokal. Namun, di sisi lain, pemerintah menilai kebijakan tersebut diperlukan untuk konservasi cagar budaya dan alam.

Mantan Ketua Panitia Kerja Pemulihan Pariwisata DPR RI ini turut menyoroti implementasi Program Desa Wisata yang dinilai belum optimal. Program ini dirasa sangat baik memajukan usaha wisata lokal, namun implementasinya belum optimal.

"Kurangnya perhatian Dispar dalam pengembangan dan pendampingan, serta persoalan dana yang masih masuk Dana Desa bukan Dispar. Kebingungan akibat nomenklatur tumpang tindih seperti kata 'desa' yang masuk ranah Kemendes dan 'wisata' yang masuk ranah Kemenpar," kata Hetifah, Kamis (29/12).

Hetifah menyampaikan pula dua regulasi yang jadi perhatian masyarakat. UU KUHP dengan pasal zina yang dikhawatirkan akan diimplementasi secara ugal-ugalan dan merugikan wisman serta rencana merevisi UU 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Selain itu, Hetifah menekankan pentingnya membangun komunikasi publik hingga ke tingkat terkecil. Sebab, ia berpendapat, berbagai persoalan tersebut sebenarnya dapat dihindari jika informasi yang sampai ke masyarakat di bawah lebih utuh.

"Saya mendorong upaya-upaya komunikasi publik yang lebih menyeluruh ke segala pihak dan tingkat, mulai dari kementerian dan lembaga hingga pelaku parekraf agar satu pemahaman dan dapat bergerak bersama lebih cepat," ujar Hetifah.

Selain berbagai capaian yang disampaikan Menparekraf, Indonesia meraih berbagai prestasi level internasional. Seperti Bali sebagai The Greatest Place 2022 oleh Majalah TIME, The World's Happiest Holiday Destinations 2022 Club Med Prancis.

Kemudian, peringkat Indonesia dalam Global Tourism Index sudah mampu meningkat. Selain itu, Indonesia turut ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia sepanjang 2022 berdasarkan standar Global Muslim Travel Index (GMTI)."Lonely Planet memasukkan Raja Ampat ke daftar Best Travel Destinations untuk 2023 dan masih banyak capaian lainnya," kata Hetifah.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement