EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (7/7/2023) mengalami pelemahan sebesar 0,57 persen atau 86 poin menjadi Rp 15.142 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.056 per dolar AS. Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, dipengaruhi data tenaga kerja AS yang akan dirilis malam ini terus menguat.
"(Penguatan dari data tenaga kerja AS) berakibat pada ekspektasi kenaikan tambahan suku bunga The Fed ke depan untuk mengendalikan inflasi," ujar dia diJakarta, Jumat.
Menurut dia, data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan mengindikasikan kekuatan pasar tenaga kerja, serta meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar akan kenaikan suku bunga The Fed ke depan. Pengaruh lain dari pelemahan rupiah adalah pelaku pasar fokus pada data penggajian non pertanian di AS (yang akan rilis besok) diperkirakan turun ke level 225 ribu.
"Ekspektasi pelaku pasar untuk data penggajian nonpertanian AS yang turun mendorong rupiah masih memiliki ruang untuk menguat," ucap Ruly.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra turut menyampaikan bahwa ada data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada malam ini. Jika memiliki hasil yang masih menunjukkan perbaikan kondisi tenaga kerja, dolar AS disebut dapat menguat lagi di awal minggu depan.
"Data tenaga kerja AS untuk bulan Juni nanti malam konsensus pasar, hanya mengalami pertambahan 225 ribu dibandingkan bulan sebelumnya 339 ribu pekerja. (Namun), kalau melihat data tenaga kerja versi swasta ADP/Automatic Data Processing semalam (dari 267 ribu naik menjadi 497 ribu), mungkin angka yang keluar bisa lebih tinggi dari konsensus pasar," ucapnya.
Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp 15.117 per dolar AS hingga Rp 15.152 per dolar AS.