EKBIS.CO, JAKARTA -- Dalam upaya melakukan optimalisasi aset untuk meningkatkan produksi, PTPN2 akan melanjutkan pembersihan areal HGU No 94 kebun Limau Mungkur, khususnya yang berada di Desa Lau Barus Baru Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang. Manejer kebun Limau Mungkur, Irwan SP, menyebutkan melalui penasihat hukum PTPN2 sudah memberikan surat somasi kepada para penggarap agar meninggalkan lahan HGU yang akan dibersihkan.
"Penasehat hukum perusahaan sudah dua kali menyurati warga penggarap," ujar Irwan saat ditemui di kebun Limau Mungkur, mengutip keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).
Menurut data, dari 142 hektare areal HGU yang akan dibersihkan sekitar 112 hektare yang masih dikuasai warga penggarap. Beberapa nama penggarap diduga selama ini terlibat jual beli lahan HGU di antaranya oknum AP, mantan pentolan kelompok tani Juma Mariah Mandiri yang pernah diadukan PTPN2 dan diadili di PN Lubuk Pakam dan divonis bersalah.
Menurut informasi, saat ini seorang pengusaha asal Medan juga sudah melaporkan AP ke Polres Deli Serdang, karena diduga melakukan penipuan dengan melakukan transaksi terhadap lahan yang masih berstatus HGU. Di samping itu sejumlah penggarap tercatat menguasai areal HGU antara dua sampai enam hektare yang dijadikan perladangan jagung dan ubi.
Setidaknya ada sembilan nama penggarap yang menguasai lahan antara empat sampai enam hektare. Sementara puluhan lainnya hanya di kisaran dua sampai empat hektare untuk perladangan.
Sebagian dari mereka juga bukan warga setempat melainkan warga yang berasal dari luar desa Lau Barus Baru. Hanya ada satu perusahaan swasta yang menguasai 30 hektare areal HGU, yakni PT Justin.
"Semuanya sudah didata dan disomasi agar mereka mengosongkan areal tersebut," kata Manejer kebun Limau Mungkur Irwan SP.
Saat ini, pihak PTPN2 masih melakukan koordinasi menuju persiapan pembersihan lahan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Sementara itu, menurut Kasubag Humas PTPN2, Rahmat Kurniawan, pembersihan lanjutan ini memang sudah masuk dalam rencana kerja optimalisasi aset yang terus digalakkan PTPN2.
Sasaran utamanya adalah dalam rangka peningkatan produksi hasil perkebunan sebagaimana yang diharapkan Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai induk perusahaan.
“Apalagi areal 142 hektar Limau Mungkur itu, adalah hak guna usaha, murni milik PTPN2, sehingga harus dipertahankan,” kata Rahmat.