EKBIS.CO, BADUNG -- General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan mencatat ada empat maskapai internasional yang mengajukan penambahan jadwal penerbangan ke Bali.
"Informasinya di Desember 2023 awal, ada tambahan Xiamen Airlines, dia menambah penerbangan dari kota di China. Bali sejauh ini masih jadi incaran maskapai internasional, ini momentum luar biasa," kata Handy saat kegiatan peletakan batu pertama bengkel pesawat (MRO) di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (22/11/2023).
Selain Xiamen, kata Handy, yang berencana menambah penerbangannya pada 1 Desember 2023, adalah maskapai asal Uni Emirat Arab dan India yaitu Etihad Airways, Vistara, dan IndiGo.
Keempat maskapai internasional itu sudah mendaratkan pesawatnya di Bandara Ngurah Rai sejak rute internasional kembali dibuka pascapandemi Covid-19. Setelah Xiamen, tiga maskapai lainnya akan menambah penerbangan pada awal 2024.
"Ini jadi bukti bahwa pasar di Bali masih kuat, karena ada beberapa maskapai juga yang rencananya mengubah tipe pesawat jadi ukuran lebih besar," ujar Handy.
Saat ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai telah ada 36 maskapai yang melayani penerbangan internasional dengan 30 rute, ditambah 13 maskapai melayani domestik dengan 19 rute dalam negeri.
Rata-rata dalam satu hari, bandara internasional ini melayani 65 ribu penumpang dengan 400 pergerakan pesawat, sehingga lalu lintasnya terbilang padat.
Selain empat maskapai internasional yang dipastikan akan semakin meramaikan bandara, Handy belum lama mendapat informasi bahwa pesawat terbesar di dunia asal Emirates Airbus A380 juga meminta slot tambahan.
"Pada 1 Juni 2023, Bali menorehkan sejarah sebagai bandara pertama di Indonesia yang didarati Airbus terbesar di dunia dan beroperasi sampai sekarang dengan load factor yang bagus, dan kemudian isunya mereka (Airbus A380) mau meminta slot tambahan," kata dia.
Untuk mendukung lalu lintas bandara yang semakin padat, Angkasa Pura I akan mengoptimalkan area yang ada terlebih dahulu.
Handy menyebut saat ini pihaknya belum memiliki cukup biaya untuk memperlebar area, meskipun lahan reklamasi sudah disiapkan. Namun, lanjutnya, lokasi tersebut sudah pasti akan dimanfaatkan ke depannya.