Ahad 14 Jan 2024 17:08 WIB

Menperin Yakin Kinerja Manufaktur Bisa Tumbuh 5,8 Persen

Indonesia masuk 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia.

Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi industri manufaktur Indonesia.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi industri manufaktur Indonesia.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis kinerja industri manufaktur bisa mencapai target 5,8 persen pada tahun 2024 di tengah tantangan dampak geoekonomi dan geopolitik global. Optimisme itu disampaikan Menperin menyusul peran industri manufaktur sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.

"Alhamdulillah, industri manufaktur bisa dikelola bersama dengan baik, sehingga pertumbuhannya terus meningkat. Ini yang harus menjadi fokus dan perhatian kita bersama ke depannya," kata Agus dalam keterangan di Jakarta, Ahad (14/1/2024).

Baca Juga

Agus mengemukakan, peran penting industri manufaktur nasional tecermin dari kontribusinya yang tergolong paling besar terhadap PDB nasional, dengan capaian 16,83 persen pada kuartal III 2023. Pada periode yang sama, pertumbuhan industri manufaktur menembus 5,02 persen, mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 4,94 persen.

"Industri manufaktur juga konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor kita. Pada periode Januari-November, ekspor produk manufaktur masih mendominasi dengan nilai lebih dari 171,23 miliar dolar AS," papar Menperin.

Laporan safeguardglobal.com menyebutkan, Indonesia masuk 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia, yang sekaligus satu-satunya negara ASEAN di dalam daftar tersebut.

Berdasarkan publikasi tersebut, Indonesia berkontribusi sebesar 1,4 persen kepada produk manufaktur global. Posisi prestisius ini merupakan kenaikan yang berarti, karena pada empat tahun yang lalu, Indonesia masih berada di posisi 16.

"Kami memproyeksi untuk pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2023 sebesar 4,81 persen, dan kami tetapkan target tahun 2024 sebesar 5,80 persen," sebutnya.

Guna membidik sasaran tersebut, Kemenperin fokus menjalankan berbagai program prioritas pada tahun 2024. Misalnya, program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM), serta program penumbuhan wirausaha baru dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi.

Selain itu, upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing industri dilaksanakan melalui program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), melanjutkan hilirisasi sumber daya alam di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang dan mineral, serta industri berbasis migas dan batubara.

"Kami juga akan melaksanakan program bantuan pemerintah untuk pembelian KBLBB roda dua baru, pengembangan kawasan industri, serta fasilitasi sertifikasi industri hijau," imbuhnya.

Adapun postur pagu anggaran Kemenperin dalam APBN tahun 2024 sebesar Rp 3,76 triliun. Agus menegaskan, pihaknya bertekad mengoptimalkan penyerapan anggaran untuk melaksanakan berbagai program prioritas dalam upaya pengembangan industri nasional.

Pada tahun 2023, pagu Kemenperin mencapai Rp4,53 triliun, termasuk di dalamnya adalah pagu Anggaran Belanja Tambahan (ABT) subsidi motor listrik sebesar Rp1,4 triliun.

"Penyerapan anggaran kami pada tahun 2023 sebesar Rp3,16 triliun. Tetapi jika tanpa ABT subsidi motor listrik, realisasinya sebesar 98,3 persen atau naik dibanding realisasi tahun 2022 sebesar 98,1 persen," ungkapnya.

Sementara itu, serapan dari program subsidi motor listrik tersebut pada tahun 2023 mencapai 11.532 unit atau senilai Rp 80,7 miliar dari target yang ditetapkan sebesar 200.000 unit dengan total anggaran Rp 1,4 triliun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement