EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyampaikan lifting minyak pada RAPBN 2025 disepakati sekitar 600 ribu barel per hari (BOPD). Jumlah demikian turun dibandingkan target 2024 yakni 635 ribu BOPD. Sampai Juli tahun ini, realisasinya 568,8 ribu BOPD.
Bahlil menegaskan, mencapai target lifting 2025 minyak merupakan salah satu tugas penting Kementerian ESDM. Perlu kolaborasi dengan SKK Migas dan Pertamina. Beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) juga berperan penting dalam hal itu.
"Tapi memang dengan target yang ada, mudah-mudahaan kita bisa memitigasi berbagai hal yang akan kita lakukan secara teknis. Kemarin kita laporkan kepada pimpinan tentang langkah-langkah strategis untuk meningkatkan lifting minyak kita," kata Bahlil saat melakukan rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (27/8/2024).
Selanjutnya perihal gas bumi. Bahlil menerangkan tahun 2025 disepakati lifting gas sekitar 1,005 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Angka demikian turun dibandingkan dengan target 2024 yakni 1,033 juta BOEPD.
"Target lifting gas lebih realistis dicapai dengan kecukupan, ketersediaan gas di Indonesia," ujar mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu.
Ia menyinggung durasi waktunya sebagai Menteri BUMN yang belum lama. Baru sekitar sepekan. Ia mempelajari target-target negara di sektor yang dipimpinnya.
Itu termasuk lifting migas tersebut. Bahlil mengaku berdiskusi intens dengan timnya. Ia mendapat gambaran utuh mengenai produktivitas minyak dan gas bumi di tanah air. Dari situ bisa dikalkukasi berapa jumlah lifting.
"Jadi sebenarnya target gas ini akan jauh lebih optimistis (tercapai), bukan berarti dari sisi minyak ga optimistis tetap optimis, tapi dengan catatan untuk bagaimana bisa melakukan perbaikan," ujar tokoh asal Papua itu.
Selanjutnya, Cost Recovery pada RAPBN 2025 8,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka demikian menunjukkan kenaikan dibandingkan target 2024 yakni 8,25 miliar dolar AS.