EKBIS.CO, JAKARTA -- Penjualan Toyota Motor kembali anjlok pada Agustus 2024. Produksi terganggu oleh skandal domestik dan penarikan kembali produk di luar negeri.
Produksi global, termasuk anak perusahaan Daihatsu Motor dan Hino Motors, turun pada bulan Agustus sebesar 12,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi 808.023 unit, kata perusahaan itu pada hari Jumat (27/9/2024). Penjualan global turun 3,7 persen dari tahun ke tahun setelah kenaikan 0,7 persen pada bulan Juli.
Dilansir Japan Today, penjualan Toyota turun lebih dari 9 persen di Jepang karena merasakan dampak tertunda dari skandal regulasi baru-baru ini yang melibatkan sertifikasi keselamatan kendaraan yang dipalsukan. Ini memaksa sejumlah produsen mobil terbesar di negara itu untuk menghentikan produksi untuk model yang terkena dampak.
Mobil hibrida gas-listriknya kembali populer karena permintaan kendaraan listrik melandai. Tetapi kemerosotan global dalam penjualan mobil baru dan persaingan yang ketat di China membebani produsen mobil terbesar di dunia itu.
Sementara model tertentu seperti minivan Granvia terbukti populer di China, penjualan Toyota di negara itu turun 13,5 persen menjadi 152.065 unit pada bulan Agustus, dengan perang harga yang sedang berlangsung dengan perusahaan seperti BYD yang mengancam akan semakin menekan pangsa pasarnya.
Penurunan permintaan kendaraan listrik telah menyebabkan beberapa produsen mobil terbesar di dunia mengurangi target elektrifikasi. Bulan lalu, sebuah laporan Nikkei mengatakan Toyota telah memangkas target penjualan tahunan 2026 dari 1,5 juta kendaraan listrik bertenaga baterai menjadi 1 juta.
Toyota menjual 12.682 kendaraan listrik bertenaga baterai pada bulan Agustus, semuanya kecuali 119 dijual di luar Jepang. Sementara itu, mereka menjual 336.848 kendaraan hibrida bulan itu, meningkat 22 persen dari tahun lalu.
Penerimaan kendaraan listrik lebih lambat di Jepang dibandingkan di pasar utama lainnya karena dominasi kendaraan hibrida dan bertenaga gas.
Awal minggu ini, Toyota memperluas jumlah pembelian kembali sahamnya menjadi 1,2 triliun yen, menambahkan 200 miliar yen ke rencana pembelian kembali saham yang diumumkan pada bulan Mei.
Laba operasi produsen mobil tersebut untuk kuartal yang berakhir pada bulan Juni adalah 1,31 triliun yen, 17 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Varian hibridanya berjalan baik di Amerika Utara dan yen yang lemah membantunya meraup pendapatan dari luar negeri.