EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto memiliki cita-cita yang besar untuk membawa Indonesia mencapai swasembada energi. Menurut Manajer Program Transformasi Sistem Energi, Institute for Essential Services Reform (IESR) Deon Arinaldo, swasembada energi dapat tercapai dengan memanfaatkan energi terbarukan, terutama energi surya, angin, dan baterai.
“Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah dan tersebar di seluruh Indonesia," kata Deon di Media Briefing IETD 2024: Memo Kebijakan Transisi Energi di Indonesia (31/10/2024).
Ia menambahkan pengembangan energi terbarukan berbasis potensi sumber energi terbarukan di masing-masing daerah dapat meningkatkan akses energi yang berkelanjutan, harga energi yang terjangkau, resiliensi dan ketahanan energi nasional, dibandingkan pembangunan sumber daya energi skala besar yang terpusat.
IESR mendorong kepemimpinan yang kuat dengan mengedepankan kemitraan dan kolaborasi baik dengan pemangku kepentingan dalam negeri maupun internasional. IESR menilai kolaborasi antara pemerintah, BUMN dan sektor swasta di dalam negeri perlu diperkuat sesuai tugas dan perannya masing-masing.
Manajer Program Diplomasi Iklim dan Energi IESR Arief Rosadi mengatakan Presiden Prabowo dapat menunjukkan kepemimpinan strategis untuk membangun dan memperkuat kerjasama Selatan-Selatan melakukan transisi energi yang berkeadilan.
Menurut Arief peran serta Indonesia dalam berbagai forum internasional baik di UNFCCC, G20, ASEAN, Belt and Road Initiative (BRI) Forum for International Cooperation, dan Indonesia Africa Forum, serta politik luar negeri bebas aktif menjadi modalitas yang besar bagi Indonesia untuk memimpin agenda transisi energi dan pencapaiannya di negara-negara bumi selatan (Global South).
“Presiden Prabowo dapat mendorong kerjasama selatan-selatan untuk mendukung dan memfasilitasi transisi energi dan pembangunan inklusif di negara-negara berkembang, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembangunan mereka,” kata Arief.
Ia menambahkan terwujudnya kerja sama Selatan-Selatan yang intens tidak hanya berkontribusi pada upaya penurunan emisi Indonesia di sektor energi, tetapi juga mendukung transfer pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan industri energi terbarukan domestik dan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi delapan persen lewat peningkatan investasi infrastruktur energi bersih.