EKBIS.CO, BOGOR -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis terhadap potensi pertumbuhan produksi batu bara dalam beberapa tahun ke depan. Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengatakan perusahaan terus mengevaluasi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) yang telah diterapkan selama tiga tahun terakhir, untuk memaksimalkan peluang peningkatan produksi.
"Kalau RKAB memang sekarang kan sudah dilakukan tiga tahun. Jadi mungkin dilakukan evaluasi terhadap apa yang sudah diberikan kepada pemerintah. Kita optimistis ada pertumbuhan pasti untuk menaikkan peluang untuk produksi," ujar Niko saat media gathering di Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/11/2024) malam.
Niko menjelaskan tata kelola industri batu bara di Indonesia memiliki dinamika tersendiri, termasuk kebijakan pembatasan produksi yang pernah diterapkan untuk menjaga stabilitas harga. Namun, Niko mencatat kebutuhan negara akan devisa dari ekspor tetap menjadi pendorong utama peningkatan produksi.
"Memang yang agak unik di tata kelola terkait industri batu bara ini kan kalau kita lihat sejarahnya, sempat dibatasi supaya mengatur harga. Tapi karena negara butuh pemasukan dari ekspor untuk memastikan perdagangan tidak defisit, produksinya sempat melonjak juga," ucap Niko.
Di tingkat domestik, Niko mencatat adanya pertumbuhan permintaan batu bara, didorong oleh program pembangunan seperti proyek tiga juta rumah, peningkatan kebutuhan semen, pupuk, dan listrik. Niko menyoroti peran PLN yang turut berkontribusi dalam meningkatkan konsumsi batu bara.
"Secara domestik sudah dipastikan naik. Program tiga juta rumah, semen, pupuk, hingga listrik dari PLN sudah menunjukkan kenaikan demand. Ini memberikan peluang besar untuk produksi," tambah Niko.
Di tingkat global, PTBA juga optimistis terhadap keberlanjutan industri batu bara, khususnya dengan peluang ekspor ke pasar baru seperti Vietnam dan Filipina. Niko menyampaikan negara-negara tersebut sedanf fokus mencari pasar baru dengan permintaan batu bara yang masih tinggi.
"Di tataran global sebetulnya dengan kebijakan kalau kita lihat Trump yang terpilih itu ya sama kayak periode sebelumnya gitu, bakal agak relatif berjaya gitu ya industri batu bara. Selain itu, pasar yang sudah ada tetap kita pertahankan," sambung Niko.
PTBA, lanjut Niko, melihat outlook industri batu bara hingga 2025 tetap positif, meskipun tantangan seperti stabilitas harga dan permintaan global tetap ada. Menurut Niko, pascapandemi, pertumbuhan kebutuhan listrik terus memberikan dampak signifikan pada peningkatan permintaan batu bara, baik di pasar domestik maupun internasional.
"Dengan strategi ekspansi pasar dan pengelolaan produksi yang optimal, PTBA berharap dapat terus berkontribusi pada sektor energi nasional serta mendukung stabilitas ekonomi melalui ekspor," kata Niko.